Sebelumnya saya minta maaf atas semakin banyaknya
email yang belum sempat saya balas dikarenakan saya sangat sibuk dengan
pekerjaan saya. Walau demikian, akan saya usahakan untuk bisa membalas semua
email tersebut.
Berikut saya akan menceritakan satu pengalaman
nyata, dan masih berlangsung sampai sekarang, kisah dari salah satu teman
korespondensi saya, Mia, kita sebut saja begitu. Kisah yang menurut Mia sangat
bisa membuat gairah hidupnya menjadi lebih berwarna cerah dan penuh sensasi..
Sesuai dengan permintaan yang bersangkutan, saya samarkan nama-nama ada dalam
cerita saya ini.
*****
Mia, 27 tahun, isteri dari Dicky, 31 tahun, adalah
seorang ibu rumah tangga yang lumayan supel dalam bergaul di lingkungan tempat
tinggalnya. Penampilan Mia biasa saja. Mia bersikap selalu apa adanya dan
bersahaja. Dicky adalah seorang suami yang cukup baik dan bertanggung jawab
kepada keluarga. Apapun kekurangan dalam rumah tangganya, maka Dicky akan
selalu berusaha untuk memperolehnya. Bisa dibilang, rumah tangga mereka adalah
harmonis.
Pada waktu malam acara 17 Agustusan tahun 2003,
Mia dan Dicky beserta warga lingkungan dimana mereka tinggal mengadakan malam
hiburan berupa Organ tunggal. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut
bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh
penyanyi. Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua
bergembira sambil tertawa bebas mengikuti irama musik..
Setelah beberapa lagu, mereka terus berjoget
dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira. Mia berjoget dengan seorang
bapak, Dicky berjoget dengan seorang anak perempuan remaja.. Begitulah mereka
berjoget sampai beberapa lagu dengan berganti pasangan sampai beberapa waktu.
Menjelang akhir acara, pada lagu terakhir, Mia berjoget dengan seorang bapak,
sedangkan Dicky berjoget dengan Evi, seorang ibu rumah tangga yang tinggal
beberapa rumah dari rumah mereka. Evi, sekitar 40 tahun, ibu dari seorang
karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift, mempunyai 2 orang anak yang
sudah cukup besar.
Walau sudah berumur tapi penampilan Evi selalu
tampak muda karena cara berpakaiannya yang selalu agak seksi dan pandai bermake
up. Selintas Mia melirik pada Dicky yang sedang berjoget dengan Evi. Terlihat
Dicky sedang tertawa dengan Evi sambil berjoget. Setelah itu kembali Miapun
berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Menjelang tengah malam acara usai.
Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek..
Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Mia dan Dicky segera ke tempat tidur.
“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Dicky sambil
memeluk Mia.
“Apanya?” kata Mia sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Dicky.
“Ya tadi waktu kita di tempat pesta tadi,” kata Dicky sambil mengecup bibir mungil Mia.
“Apanya?” kata Mia sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Dicky.
“Ya tadi waktu kita di tempat pesta tadi,” kata Dicky sambil mengecup bibir mungil Mia.
“Saya benar-benar gembira…” kata Mia sambil
tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada serta jarinya memainkan puting
susu Dicky.
“Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali…” kata Dicky sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Mia. Buah dada Mia diremas dengan mesra.
“Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali…” kata Dicky sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Mia. Buah dada Mia diremas dengan mesra.
“Mmhh.. Memangnya kenapa?” kata Mia sambil mencium pipi Dicky lalu mengecup bibirnya.
“Ya kita kan bisa bergembira dengan tetangga yang
ada. Jarang sekali kita ngumpul bareng mereka,” ujar Dicky sambil membuka
seluruh kancing pakaian tidur Mia.
Lalu dijilatnya puting susu Mia sambil tangannya
meremas buah dada Mia yang satu lagi.
“Mmhh…” desah Mia sambil memejamkan matanya.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Mia,
tangan Dicky yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke
celana dalam Mia. Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Mia yang tidak
terlalu banyak. Mia tetap terpejam sambil sesekali mendesah.. Jari-jari tangan
Dicky lalu turun menyusuri belahan belahan memek Mia.
“Ohh…” desah mia keras sambil menggerakkan
pinggulnya.
Jari Dicky terus menggosok-gosok belahan memek Mia
sampai cairan memek Mia keluar banyak.
“Mmhh…” desah Mia sambil tangannya memegang tangan
Dicky yang sedang bermaik di memeknya.
“Enak, sayang,” kata Dicky sambil melumat bibir
Mia.
Sementara jari tengah Dicky masuk ke lubang memek
Mia. Tanpa menjawab pertanyaan Dicky, Mia membalas ciuman Dicky dengan hebat
sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya karena menahan
kenikmatan ketika jari tangan Dicky keluar masuk lubang memeknya. Sementara
tangan Mia segera menyelusup ke dalam celana piyama Dicky, dan kemudian
menggenggam dan meremas kontol Dicky yang sudah tegang.
“Buka pakaiannya dong, sayang,” kata Mia berbisik
ke telinga Dicky. Dicky segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol
Dicky terlihat sudah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat. Melihat
itu, Mia segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Dicky
lalu dikocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kontol Dicky.
Tanpa banyak cakap ujung lidah Mia segera menjilati cairan tersebut sambai
habis. Tak lama, mulut Mia sudah mengulum batang kontol Dicky yang lumayan
besar. Cpok.. Cpok.. Cpok.. Terdengar suara kuluman mulut Mia pada kontol
Dicky.
“Ohh.. Enak, sayang.. Ohh…” desah Dicky sambil
memegang kepala Mia lalu memompa pelan kontolnya di mulut Mia.
“Gantian, dong…” kata Mia sambil melepas
kulumannya lalu menatap mata Dicky. Dicky tersenyum.
“Naiklah ke ranjang…” ujar Dicky.
Miapun segera naik ke atas ranjang lalu telentang
dan membuka lebar pahanya. Tak lama, Mia mendesah karena lidah Dicky pintar
bermain dan menjilati kelentit dan lubang memek Mia.
“Ohh, sayangg.. Teruss…” desah Mia agak keras.
Apalagi ketika jari Dicky masuk ke lubang memeknya
sambil lidahnya tak henti menjileti kelentit Mia. Gerakan pinggul Mia makin
keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Mia dengan keras
meremas rambut Dicky dan mendesakkan kepalanya ke memek. Lalu..
“Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh…” jerit kecil
Mia terdengar ketika Mia mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..
Dicky segera menghentikan jilatannya lalu naik ke
atas tubuh istrinya itu. Walau mulut masih basah oleh cairan memek Mia, Dicky
langsung melumat bibir Mia. Miapun langsung membalas ciuman Dicky dengan hebat.
Sambil tetap berciuman, tangan Mia segera memegang dan membimbing kontol Dicky
ke lubang memeknya. Selang beberapa detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless..
Kontol Dicky lansgung keluar masuk memek Mia. Keduanya bermandi peluh sambil
sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.
“Memeknya legit, sayang.. Enak…” bisik Dicky. Mia
tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Memang kenapa?” tanya Mia.
“Aku tidak pernah bosan menyetubuhi kamu…” bisik
Dicky sambil terus memompa kontolnya. Mia tersenyum.
“Kalau wanita lain rasanya bagaimana,” tanya Mia
lagi.
“Aku tidak pernah bersetubuh dengan wanita lain,
kok…” kata Dicky.
Mia tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke
pundak Dicky sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol
Dicky.
“Saya mau tanya, sayang…” kata Mia.
“Apa?” kata Dicky.
“Tubuh Mbak Evi, tetangga kita itu, bagus
tidak..?” tanya Mia.
“Ah kamu pertanyaannya ada-ada saja…” kata Dicky
tak menghiraukan.
“Saya serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Mia.
“Tadi lihat belahan buah dadanya tidak?” tanya Mia.
“Saya serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Mia.
“Tadi lihat belahan buah dadanya tidak?” tanya Mia.
Dicky mengangguk. Mia tersenyum sambil terus
menggoyangkan pinggulnya.
“Jujur.. Iya, tubuh dia bagus. Dan tadi aku sempat
lihat belahan buah dadanya. Marah?” kata Dicky sambil mengentikan gerakannya.
Mia tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.
“Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi
saya.. Mmhh…” kata Mia.
“Saya tidak marah kok. Justru saya suka
mendengarnya…” kata Mia.
“Kenapa?” tanya Dicky heran.
“Tadi waktu saya lihat kamu berjoget dengan Mbak
Evi, tidak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Mia.
“Tadi tiba-tiba saya membayangkan kamu bermesraan
dengan Mbak Evi…” lanjut Mia lagi.
“Kenapa begitu?” tanya Dicky.
“Saya tidak tahu…” kata Mia.
“Kamu cemburu?” tanya Dicky.
“Tidak sama sekali. Justru sebaliknya, saya sangat
ingin melihat kamu bermesraan dengan Mbak Evi…” kata Mia.
Dicky tersenyum.
“Kamu lagi horny kali ya, tadi…” kata Dicky tanpa
menghentikan gerakan kontolnya.
Mia kembali tersenyum. Setelah beberapa lama
memompa kontolnya, Dicky mengejang, gerakannya bertambah cepat.
“Aku mau keluar, sayang.. Ohh…” bisik Dicky.
“Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau
keluar.. Mmhh…” bisik Mia sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat
memeluk tubuh Dicky.
“Mau keluar, sayangghh…” jerit Mia.
“Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh…” jerit kecil Mia
ketika mencapai orgasme.
Selang beberapa detik, Dicky juga semakin
mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani
Dicky menyembur di dalam memek Mia. Dicky mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke
memek Mia.. Tubuh keduanya lemas saling berpelukan sementara kontol Dicky masuk
berada di dalam memek Mia
“Mau tidak kalau saya minta kamu maen dengan Mbak
Evi.. Saya serius,” kata Mia sambil memeluk pundak Dicky.
“Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?” tanya
Dicky.
“Saya tidak tahu jawabnya, sayang.. Yang jelas ada
perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi…” kata Mia.
“Mau kan, sayang?” tanya Mia memaksa.
“Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang…” kata
Dicky sambil mengecup bibir istrinya.
“Nanti aku yang mengatur…” kata Mia sambil
tersenyum.
Dicky juga tersenyum sambil mencabut kontolnya
dari memek Mia, lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian.. Banyak
cara yang dilakukan Mia agar Evi bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan
Dicky. Dan hal itu membuahkan hasil. Evi sekarang mulai sering bertandang ke
rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.
Sampai suatu malam Mia mengundang Evi datang ke
rumahnya.
“Mas Wiryo sudah pergi kerja kan, Mbak?” tanya
Mia.
“Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift
malam,” ujar Evi.
“Eh ada apa undang saya ini malam?” tanya Evi.
“Tidak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Mia.
“Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang
dibeli Mas Dicky,” kata Mia sambil melirik kepada Dicky.
Dicky membalas dengan senyuman.
“VCD begituan ya?” tanya Evi bersemangat.
Mia tersenyum sambil melirik Dicky.
“Cepatlah putar!” ujar Evi tidak sabar. Dicky
bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.
“Mbak Evi suka film jenis apa?” tanya Dicky sambil
menyodorkan beberapa keping VCD.
Setelah memilih, Evi segera menyerahkan film yang
ingin dilihatnya. Dicky segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF
tanpa banyak bicara. Mereka duduk bertiga di karpet. Mia duduk berdampingan
dengan Evi, sementara Dicky duduk dibelakang mereka.
“Udah ada yang bangun, ya..?” kata Mia tersenyum
sambil melirik ke arah Dicky.
“Lumayan…” kata Dicky.
“Lumayan…” kata Dicky.
“Lumayan apa?” tanya Evi sambil matanya sedikit
melirik ke arah selangkangan Dicky yang mulai agak menggembung. Dicky tersenyum
sambil menutupi kakinya dengan bantal.
“Mbak Evi seberapa sering begituan dengan Mas
Wiryo?” tanya Mia.
“Ah, jarang sekali.. Mungkin karena dia capek,” kata Evi sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.
“Ah, jarang sekali.. Mungkin karena dia capek,” kata Evi sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.
Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil
melihat video.
“Sini dong..!” kata Mia kepada Dicky sambil
matanya berkedip memberi isyarat. Dicky beringsut mendekati Mia.
“Ada apa sih..?” tanya Dicky.
“Duduk dekat sini dong…” kata Mia dengan suara
manja.
Dengan sengaja tangan Mia segera masuk ke dalam
Celana Hawaii Dicky. Lalu digenggamnya kontol Dicky yang sudah tegang dan
diremasnya pelan. Evi yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan..
Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.
“Udah pengen ya?” kata Mia kepada Dicky.
Suaranya sengaja agak keras. Dicky tersenyum
sambil matanya melirik ker arah Evi. Evi yang semakin tidak menentu perasaannya,
kebetulan melirik ke arah Dicky. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik.
Evi lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar ketika
berpandangan dengan Dicky.. Mia melirik ke arah Dicky sambil tersenyum. Lalu
dengan tanpa ragu-ragu, Mia menurunkan celana Dicky hingga kontolnya yang besar
tampak tegak terlihat. Lalu dikocoknya pelan.. Dicky tetap diam sambil matanya
melirik ke arah Evi yang jelas kelihatan gelisah.
“Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu
banyak?” tanya Mia sambil menatap Evi.
“Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka…” kata Evi
tergagap menatap Mia sambil matanya sekilas melirik ke tangan Mia yang sedang
meremas kontol Dicky.
“Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?” tanya Mia sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melihat ke kontol Dicky.
“Ah, kamu ini…” kata Evi sambil matanya melihat kontol Dicky beberapa saat.
“Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?” tanya Mia sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melihat ke kontol Dicky.
“Ah, kamu ini…” kata Evi sambil matanya melihat kontol Dicky beberapa saat.
Mia tersenyum. Tangannya meraih tangan Evi, lalu
ditariknya ke arah kontol Dicky. Evi menuruti kemauan Mia walau hatinya merasa
serba salah..
“Coba pegang, Mbak…” kata Mia sambil tangannya
membimbing jari-jari Evi untuk menggenggam kontol Dicky.
Kontol Dicky terasa hangat dan berdenyut di tangan
Evi. Nafas Evi memburu. Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak
meremas pelan kontol Dicky. Dicky tersenyum sambil melirik ke arah Mia. Mia
juga tersenyum sambil mundur agak menjauh. Dicky tanpa diduga tangannya meraih
dagu Evi, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat.
Evi yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Dicky dengan
hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Dicky. Tangan
Dickypun dengan segera menyusup ke balik daster Evi. Ditelusuri paha Evi.
Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana
dalam Evi.
“Mmhh…” desah Evi sambil menggelinjang ketika jari
tangan Dicky menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.
“Ohh.. Mmhh…” desah Evi tambah keras ketika jari Dicky keluar masuk lubang memknya.
“Ohh.. Mmhh…” desah Evi tambah keras ketika jari Dicky keluar masuk lubang memknya.
Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat.
Sementara Mia sengaja menjauhkan diri dari mereka. Mia mendapat suatu
rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang
Mia sukai. Mia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka
bermesraan. Hanya nafas Mia yang mulai cepat yang terdengar.. Ketika tangan
Dicky mulai mencoba melepas pakaian Evi, Evi agak tersentak sesaat. Dengan
segera matanya menatap Mia. Tapi ketika dilihatnya Mia tersenyum sambil matanya
mengisyaratkan agar Evi melanjutkan bercinta lagi..
Evi sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Dicky
merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Evi, Evi terpejam dan
memegang tangan Dicky yang sedang meremas buah dadanya.
“Ohh…” desah Evi seiring dengan jilatan dan
pagutan Dicky di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Evi.
Tak lama Dicky segera melepas daster Evi. Evi
tampak agak canggung ketika Dicky melepas BH dan celana dalamnya dari belakang.
Dickypun melepas seluruh pakaiannya. Segera setelah itu Dicky menindih tubuh
telanjang Evi. Jilatan lidah dan remasan tangan Dicky pada buah dada Evi
membuat Evi menggelinjang merasakan nikmat.
“Ohh.. Oohh…” desah Evi ketika jilatan lidah Dicky
turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa
nikmat.. Mia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul
mesra dengan Evi. Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Dicky dihisap
sambil dikocok oleh Evi. Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana
dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri. Entah
mengapa Mia sangat menikmati ketika Dicky memompa kontolnya ke dalam mulut Evi.
Nafas Mia semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar masuk
memeknya sendiri ketika melihat Dicky mulai menyetubuhi Evi. Desahan dan
erangan mereka membuat gairah Mia bertambah naik..
“Ohh.. Sshh…” desah Evi ketika Dicky dengan
perkasa mengeluar masukkan kontol di memeknya. “Gimana rasanya, Mbak?” tanya
Dicky sambil mengecup bibir Evi. “Ohh sangat enakk.. Mmhh…” kata Evi sambil
merangkul pundak Dicky, sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Dicky.
Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh
disaksikan Mia, sampai akhirnya Evi memeluk tubuh Dicky kuat-kuat. Memeknya
didesakan ke kontol dicky dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu
tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.
“Oohh.. Oohh…” desah Evi terkulai lemas setelah
mendapat orgasme.
Sementara Dicky masih terus menggenjot kontolnya
di memek Evi yang sudah lemas. Gerakannya makin cepat ketika Dicky merasakan
ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya. Tak lama segera dicabut
kontolnya dari memek Evi, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Evi.
Sampai akhirnya.. Crott! Crott! Crott! Air mani
Dicky tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Evi. Tubuh Dicky lalu lemas
terkulai di atas tubuh telanjang Evi. Mia yang melihat hal itu segera
menghampiri mereka. Diusapnya pantay Dicky.
“Masih kuat tidak, sayang..?” bisik Mia ke telinga
Dicky.
Dicky segera mencabut kontolnya dari memek Evi
lalu bangkit. Evi juga demikian.
“Kenapa sayang?” tanya Dicky sambil mengecup bibir
Mia.
“Saya pengen…” kata Mia sambil memegang kontol
Dicky yang lemas dan masih basah.
“Aku masih lemas, sayang…” kata Dicky.
“Sebentar lagi saya minta jatah ya, sayang…” kata
Mia sambil mencium bibir Dicky.
“Gimana, Mbak?” tanya Mia kepada Evi sambil tersenyum. Evi tersenyum sambil berpakaian.
“Gimana, Mbak?” tanya Mia kepada Evi sambil tersenyum. Evi tersenyum sambil berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, loh…” kata Evi.
“Kapan saja Mbak perlu, datang saja kesini…” kata
Mia tersenyum pula.
“Aku pulang dulu ya,” kata Evi sambil memeluk Mia erat.
“Aku pulang dulu ya,” kata Evi sambil memeluk Mia erat.
Mia menggangguk
*****
Menurut pengakuan Mia, sudah beberapa puluh kali
Evi bersetubuh dengan suaminya di depan mata. Mia bukan biseks. Mia hanya
merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat
suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Mia sendiri. Dan menurut Mia
juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Hal ini yang membuat
suasana hidup Mia menjadi berwarna cerah.. Demikian.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar