Aku baru saja tidur di ranjangku ketika tiba-tiba
pintu kamarku digedor dengan keras dan suara teriakan adikku menyeretku kembali
ke alam sadar. Aku mengumpat dalam hati karena jadi tak bisa istirahat setelah
kuliah dari pagi sampai sore, tapi akhirnya aku pun berjalan ke pintu dan
membukanya. Ketukan di pintu dan suara teriakan adikku pun terhenti ketika
pintu kamarku kubuka.
Sesosok wajah manis tersenyum nakal menatapku.
Pemilik wajah manis itu adalah adik perempuanku, Dini. Dia baru berusia 16
tahun, baru duduk di kelas 1 SMU. Amarahku pun pudar saat melihat Dini
tersenyum. Gimana seseorang bisa marah bila menghadapi wajah Dini yang cantik
manis dengan senyum polos dan sweet? Aku jadi teringat komentar temen-temenku
yang sering bilang kalo aku ini beruntung banget bisa tinggal di sarang
bidadari. Bidadari yang mereka maksud adalah Dini adikku, mamaku, serta kakak
perempuanku yang dua tahun lebih tua dari aku, namanya Sarah.
Dalam hati aku tak bisa menyalahkan komentar
teman-temanku itu. Kak Sarah memang cantik dengan tubuh tinggi semampai, rambut
ikal kemerahan serta bibir sexy yang menjadi nilai plus kecantikannya.
Kecantikan yang sangat mendukung karirnya sebagai model. Dan mamaku aahh�.
Mamaku tak kalah cantik dari kedua putrinya. Walau sudah berusia hampir kepala
empat tapi orang-orang banyak yang mengira mamaku berusia tak jauh dari kak
Sarah yang berusia 22 tahun. Banyak yang menyangka mereka bukan mama dan anak
tapi kakak adik. Badan mama masih sangat bagus karena dia termasuk maniak
fitness. Payudaranya besar mengingatkan aku akan bintang porno yang sering
kutonton di vcd BF koleksiku.
�Ehh kak Joe kok malah ngelamun
sih? Belum sadar 100 persen ya hi.. hi� hi�.�
�Dasar anak bengal. Ngapain sih
kamu gangguin kakak. Kakak cape banget nih.�
�Gak usah sewot gitu dong kak.
Tadi ada telpon dari Oom Parman, katanya kakak disuruh cepet-cepet kerumahnya.
PENTING.�
�Oom Parman siapa?�
�Itu si Prof yang rumahnya di
ujung jalan. Masa gak inget sih? Dulu kan kakak doyan banget maen kerumahnya.�
�Profesor Suparman?? Dia udah
balik?�
�Iya, Profesor Suparman yang itu.
Eh, kak. Kenapa sih kakak kok bisa temenan sama orang aneh kayak gitu, usia
kakak kan beda jauh sama dia? Lagian kata orang-orang si Profesor itu agak gini
ni.�, kata Dini sambil menyilangkan telunjuknya di depan
dahinya.
�Hush, jangan omong sembarangan. Prof itu sebenernya orang baik kok, cuma agak nyentrik. Ya udah deh, sekarang kakak mo mandi, trus ke rumah si Prof.�
�Oh ya kak. Dini kan udah
capek-capek nyampein pesen buat kakak Trus sebagai ongkosnya, tadi coklat punya
kakak yang ada di lemari es udah Dini makan he� he� he��, kata Dini sambil
berlari meninggalkan aku.
�DDIIIIINNIIIIII��..,
itu kan coklat mahal oleh-oleh temen kakak dari Amrik!!!!!!�
Dengan hati jengkel karena dikerjain si Dini, aku
pun mandi. Selama mandi pikiranku melayang memikirkan Profesor. Kapan dia
balik? Ada perlu apa dia? Memang nggak salah kalo banyak yang mengira dia orang
yang aneh. Tiga tahun lalu tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak, lalu sekarang
tiba-tiba muncul. Profesor Suparman sebenarnya bukan orang gila seperti
anggapan orang-orang. Malah dia adalah seorang yang sangat jenius. Mungkin
karena kejeniusannya itulah maka dia menjadi kurang bisa bersosialisasi dengan
orang lain. Satu-satunya temannya di komplek ini adalah aku. Aku pertama kali
kenal dengan si Prof waktu berumur 15 tahun. Suatu hal yang sangat lucu, karena
si Prof usianya sudah hampir kepala empat waktu itu. Tapi perbedaan usia tidak
menghalangi persahabatan kami. Bagiku si Prof orang yang cukup asyik buat
temenan asal kita sudah terbiasa dengan sifatnya yang aneh dan nyentrik.
Aku bisa bebas curhat sama dia dan si Prof
mendengarkan segala macam curhatku tanpa men-judge perbuatanku seperti
orang-orang tua lainnya. Dan satu hal yang paling aku sukai dari persahabatanku
dengan Prof adalah aku bisa memanfaatkan rumahnya untuk menyetel kaset dan vcd
porno yang aku pinjem dari temen-temenku he he he. Yaa� Blue Film merupakan
satu hal yang membuat kita kompak. Si Prof ternyata getol banget nonton BF dan
tentu saja dia tidak akan lapor ke orangtuaku bila aku nyetel BF di rumahnya.
Malah jika dia punya film porno yang baru, dia juga menelpon aku dan mengajak
aku nonton bareng di rumahnya. Dasar orang nyentrik. Pertemanan kami berjalan
sampai dua tahun, dan ketika aku berumur 17 tahun, tiba-tiba Prof. Suparman
menghilang tanpa kabar. Dia pun tak pernah menghubungi aku sampai saat ini. Aku
pun segera menyelesaikan mandiku dan bersiap pergi ke rumah Profesor.
* * * * * * * * *
Aku memasuki pelataran rumah besar yang tampak tak terawat di ujung jalan komplek. Seorang wanita yang ada di rumah seberang tempat Profesor mengamatiku dengan pandangan aneh. Aku tersenyum sekedar basa-basi lalu segera menuju pintu depan rumah Profesor dan memencet bel pintu.
Ding Dong� Ding Dong�.
Aku memasuki pelataran rumah besar yang tampak tak terawat di ujung jalan komplek. Seorang wanita yang ada di rumah seberang tempat Profesor mengamatiku dengan pandangan aneh. Aku tersenyum sekedar basa-basi lalu segera menuju pintu depan rumah Profesor dan memencet bel pintu.
Ding Dong� Ding Dong�.
Tak lama pintu itu pun terbuka. Wajah bulat culun
dengan rambut yang mulai memutih tersenyum lebar melihatku. Pemilik wajah itu
bertubuh gemuk pendek, terlihat lucu dengan pakaiannya yang sama sekali nggak
matching, baju model hawai warna hijau dengan kembangan kuning, serta celana
gombrong warna merah terang (kaya lampu lalu linta merah, kuning , ijo he..
he.. he.. ). Orang nyentrik ini adalah Profesor Sudarman.
�Ha..ha..ha� selamat datang sobat lama. Masuk�. masuk�.. aku punya kejutan buat kamu ha.. ha.. ha..�, suara berat sang Profesor yang dulu akrab di telingaku membuatku nyaman.
�Ha..ha..ha� selamat datang sobat lama. Masuk�. masuk�.. aku punya kejutan buat kamu ha.. ha.. ha..�, suara berat sang Profesor yang dulu akrab di telingaku membuatku nyaman.
Aku teringat masa kami dulu sering bersama. Tak
kusangka orang seaneh si Prof, ternyata bisa membuatku kangen. Aku mengikuti
Profesor masuk ke dalam rumahnya. Ruang tamu yang berantakan menjadi
pemandangan yang kulihat saat memasuki rumah Profesor. Kertas dan tumpukan
dokumen berserakan di atas meja dan sofa. Aku tersenyum melihat semua itu.
Memang si Prof suka sembarangan kalo mengerjakan experimennya.
�He, Joe. Kamu udah pernah ML
nggak?�, tanya Profesor tiba-tiba.
�Ha??! A..apa Prof?�, jawabku gelagapan.
�ML�. Making Love. Seks. Udah pernah belom?�, tanya Profesor lagi.
�Apaan sih, Prof?!! Lama nggak ketemu, tau-tau nanya kayak gitu.�
�Ha??! A..apa Prof?�, jawabku gelagapan.
�ML�. Making Love. Seks. Udah pernah belom?�, tanya Profesor lagi.
�Apaan sih, Prof?!! Lama nggak ketemu, tau-tau nanya kayak gitu.�
Aku teringat kalo si Prof memang kadang-kadang suka
ngomong yang sama sekali nggak nyambung. Tapi kali ini aku bener-bener kaget
dia nanya kayak gitu.
�Sudah. Kamu jawab saja pertanyaanku. Kamu sudah pernah ML atau belum?�, tanya Profesor lagi, cuek dengan kebingunganku.
�Nng� pernah sih. Sekali, sama bekas pacar gue dulu. Udah ah, jangan nanya yang aneh-aneh. Sekarang mending Prof jelasin kemana aja selama ini? Tiba-tiba ngilang nggak ada kabarnya.�
�Tiga tahun ini aku mengerjakan experimenku yang paling baru dan paling spektakuler. Dan akhirnya aku berhasil. Aku memang jenius ha.. ha.. ha� Dan untuk semua itu, aku berterima kasih sama kamu Sobat muda ku. Kamu yang sudah memberiku ide untuk penemuanku ini.�
�Sudah. Kamu jawab saja pertanyaanku. Kamu sudah pernah ML atau belum?�, tanya Profesor lagi, cuek dengan kebingunganku.
�Nng� pernah sih. Sekali, sama bekas pacar gue dulu. Udah ah, jangan nanya yang aneh-aneh. Sekarang mending Prof jelasin kemana aja selama ini? Tiba-tiba ngilang nggak ada kabarnya.�
�Tiga tahun ini aku mengerjakan experimenku yang paling baru dan paling spektakuler. Dan akhirnya aku berhasil. Aku memang jenius ha.. ha.. ha� Dan untuk semua itu, aku berterima kasih sama kamu Sobat muda ku. Kamu yang sudah memberiku ide untuk penemuanku ini.�
�Aku????
Memangnya aku pernah ngasih ide apa? Apa sih yang sudah Prof ciptain?�, tanyaku bingung.
�Kamu inget film yang terakhir kali kita tonton bareng disini sebelum aku pergi?�
�Film?? Yang mana Prof?�, tanyaku masih bingung.
�Itu film BF semi yang judulnya The Click yang kamu pinjem dari temen SMA mu dulu.�
�Kamu inget film yang terakhir kali kita tonton bareng disini sebelum aku pergi?�
�Film?? Yang mana Prof?�, tanyaku masih bingung.
�Itu film BF semi yang judulnya The Click yang kamu pinjem dari temen SMA mu dulu.�
Pikiranku melayang ke masa lalu. Aku mencoba
mengingat tentang film yang dimaksud Profesor Suparman. Sejenak kemudian aku
pun teringat. Tiga tahun yang lalu, aku pernah mengajak Prof nonton BF yang
kupinjem dari temenku. Judulnya The Click. Kisahnya tentang sebuah alat milik
makhluk luar angkasa yang disimpan dalam sebuah piramid kuno.
Alat itu disebut The Click, sebuah alat yang bisa
membangkitkan gairah seksual manusia. Jika dinyalakan maka orang-orang disekitarnya
akan menjadi horny lalu ML sama siapa saja disitu. Filmnya lumayan bagus. Seks
dan komedi bergantian mengisi alur ceritanya. Aku ingat saat aku dan Profesor
selesai menonton film, tiba-tiba si Prof berteriak, �Brillian, benar-benar
brilian�. Setelah itu Prof menyuruhku pulang. Lalu keesokan harinya tiba-tiba
dia menghilang tanpa kabar. Sebersit pikiran melintas di kepalaku. Pikiran yang
membuatku hampir tak percaya.
�Tunggu, tunggu. Ja.. jadi maksud Prof, Profesor
nyiptaiin alat itu? The Click?�, tanyaku memastikan pertanyaan yang tadi
melintas dikepalaku.
�Ha� ha� ha�. kamu benar. Aku sudah berhasil menciptakan The Click. Aku memang jenius ha.. ha..�
�Ha� ha� ha�. kamu benar. Aku sudah berhasil menciptakan The Click. Aku memang jenius ha.. ha..�
Aku bengong menatap pria setengah baya itu. Aku tak
percaya mendengar pengakuan Profesor. Bisa-bisanya dia menganggap serius hal
konyol seperti The Click. Dan yang lebih mencengangkan aku adalah Profesor
meng-klaim bahwa dia sudah berhasil menciptakan alat itu. Benar-benar orang
yang aneh.
�Joe, kamu nggak percaya kalo aku bisa menciptakan The Click? Tunggu�. Nah, ini dia, The Click�, kata Profesor Suparman sambil menyerahkan benda kecil yang dia ambil dari sakunya. Aku menerima benda itu dari profesor.
Aku mengamati benda itu dengan rasa tak percaya. Benda itu adalah sebuah kotak hitam kecil dengan tombol berbentuk hati berwarna merah muda. Benarkah benda aneh ciptaan Profesor ini adalah The Click?
�Kamu masih nggak percaya Joe? Bagaimana kalo kita buktikan sekarang?�, tantang si Prof.
�Gimana ngebuktiinnya Prof?�
�Tadi aku lihat rumah yang ada di depan itu kayaknya sekarang ditempati pasangan yang masih muda. Dan aku lihat yang perempuan cantik dan cukup sexy, ngingetin aku sama mama kamu. Siapa sih dia?�, tanya Profesor.
Aku teringat sosok cantik yang tadi melihatku saat aku memasuki rumah si Prof.
�Joe, kamu nggak percaya kalo aku bisa menciptakan The Click? Tunggu�. Nah, ini dia, The Click�, kata Profesor Suparman sambil menyerahkan benda kecil yang dia ambil dari sakunya. Aku menerima benda itu dari profesor.
Aku mengamati benda itu dengan rasa tak percaya. Benda itu adalah sebuah kotak hitam kecil dengan tombol berbentuk hati berwarna merah muda. Benarkah benda aneh ciptaan Profesor ini adalah The Click?
�Kamu masih nggak percaya Joe? Bagaimana kalo kita buktikan sekarang?�, tantang si Prof.
�Gimana ngebuktiinnya Prof?�
�Tadi aku lihat rumah yang ada di depan itu kayaknya sekarang ditempati pasangan yang masih muda. Dan aku lihat yang perempuan cantik dan cukup sexy, ngingetin aku sama mama kamu. Siapa sih dia?�, tanya Profesor.
Aku teringat sosok cantik yang tadi melihatku saat aku memasuki rumah si Prof.
Wanita itu adalah bu Rita, isteri dari pak Dimas.
Pasangan muda itu memang termasuk pendatang baru di komplek ini. Mereka baru
pindah kesini setahun yang lalu, jadi pantas saja kalo si Prof nggak kenal sama
mereka. Mbak Rita (aku biasa memanggilnya mbak, karena dia masih berumur 28
tahun) memang cantik. Dia dan ibuku adalah istri idaman semua suami yang ada di
komplek ini. Mbak Rita adalah seorang pengacara, sedangkan suaminya, mas Dimas,
bekerja menjadi pilot. Aku menjelaskan semua ini kepada si Prof tanpa mengerti
apa maksud Profesor sebenernya.
�Hhhmm� Rita Rita. Nama yang cantik, secantik
orangnya. Jadi dia seorang pengacara yaa. Nngg.. kalo begitu bagaimana kalo
kamu mengundang dia kesini. Bilang aja kalo aku akan sewa dia sebagai konsultan
hukum. Kamu bilang ke Rita, kalo aku mau konsultasi tentang segala masalah
hukum mengenai hak paten penemuanku yang paling baru.�, kata Profesor.
�Trus??�, tanyaku masih bingung dengan jalan pikiran si Prof.
�Ya, udah. Kamu sekarang kesana, lalu ngomong seperti yang aku suruh tadi. Pokoknya kamu harus bujuk dia supaya mau kesini.
�Nngg� tapi Prof..�
�Sudah, kamu jangan banyak omong. Cepat ajak dia kesini, ntar kamu pasti nggak akan menyesal deh. Aku jamin.�
Aku pun akhirnya meninggalkan rumah Profesor Suparman masih dalam keadaan bingung.
�Trus??�, tanyaku masih bingung dengan jalan pikiran si Prof.
�Ya, udah. Kamu sekarang kesana, lalu ngomong seperti yang aku suruh tadi. Pokoknya kamu harus bujuk dia supaya mau kesini.
�Nngg� tapi Prof..�
�Sudah, kamu jangan banyak omong. Cepat ajak dia kesini, ntar kamu pasti nggak akan menyesal deh. Aku jamin.�
Aku pun akhirnya meninggalkan rumah Profesor Suparman masih dalam keadaan bingung.
�Selamat sore, mbak Rita.�, sapaku pada sosok
cantik yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya.
�Sore. Oh, kamu Joe. Ada apa? Tumben maen kesini. Disuruh mama yaa?�, jawab mbak Rita dengan ramah.
Hari ini mbak Rita memakai daster terusan dengan kancing di bagian depan. Pakaiannya yang sederhana itu tak bisa menutupi fakta kalo dia memiliki tubuh dengan lekak-lekuk yang menggairahkan.
�Oh, nggak kok mbak. Aku nggak disuruh mama. Aku dimintain tolong sama Profesor Suparman yang tinggal di depan situ.�
�Sore. Oh, kamu Joe. Ada apa? Tumben maen kesini. Disuruh mama yaa?�, jawab mbak Rita dengan ramah.
Hari ini mbak Rita memakai daster terusan dengan kancing di bagian depan. Pakaiannya yang sederhana itu tak bisa menutupi fakta kalo dia memiliki tubuh dengan lekak-lekuk yang menggairahkan.
�Oh, nggak kok mbak. Aku nggak disuruh mama. Aku dimintain tolong sama Profesor Suparman yang tinggal di depan situ.�
�Profesor Suparman?? Yang katanya agak nggak waras
itu yaa. Apa benar kalo dia itu agak gila?�
�Itu sama sekali nggak bener mbak. Profesor orangnya 100% waras dan sebenernya dia baik kok. Cuma dia memang orang yang jenius. Mbak tahu kan, orang jenius kan suka nyentrik dan aneh kelakuannya. Dia juga kurang bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang. Makanya deh banyak gosip yang mengatakan si Prof agak gila. Tapi itu semua nggak bener kok. Masa aku mau bertemen sama orang gila?�, jelasku pada mbak Rita.
�Ooh, begitu toh. Trus dia minta tolong apa sampe kamu kesini?�, tanya ibu muda yang cantik itu.
�Itu sama sekali nggak bener mbak. Profesor orangnya 100% waras dan sebenernya dia baik kok. Cuma dia memang orang yang jenius. Mbak tahu kan, orang jenius kan suka nyentrik dan aneh kelakuannya. Dia juga kurang bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang. Makanya deh banyak gosip yang mengatakan si Prof agak gila. Tapi itu semua nggak bener kok. Masa aku mau bertemen sama orang gila?�, jelasku pada mbak Rita.
�Ooh, begitu toh. Trus dia minta tolong apa sampe kamu kesini?�, tanya ibu muda yang cantik itu.
�Begini, mbak. Profesor Suparman menemukan beberapa
alat baru tapi dia bingung tentang persoalan mengenai hak paten jika dia mau
mematenkan penemuannya itu. Nah, waktu saya cerita kalo mbak Rita seorang
pengacara, Profesor Suparman minta aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya
agar dia bisa konsultasi masalah paten sama mbak Rita. Profesor nggak keberatan
kalo mbak Rita mau mengenakan tarif konsultasi untuk pertolongan mbak. Gimana
mbak?�
�Nngg� bagaimana yaa? Kenapa nggak ke pengacara
yang lain saja.�, tanya wanita itu terlihat ragu.
�Kan tadi saya sudah cerita kalau si Prof agak kurang bisa bergaul sama orang lain. Makanya dia sering minder kalo harus bicara ke orang yang sama sekali asing. Walaupun Profesor Suparman belum kenal dengan mbak Rita, tapi karena mbak Rita adalah tetangga, dan juga aku cerita kalo mbak Rita itu selain cantik juga baik sekali, si Prof akhirnya minta tolong ke aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya.�, rayuku pada ibu muda itu.
�Kan tadi saya sudah cerita kalau si Prof agak kurang bisa bergaul sama orang lain. Makanya dia sering minder kalo harus bicara ke orang yang sama sekali asing. Walaupun Profesor Suparman belum kenal dengan mbak Rita, tapi karena mbak Rita adalah tetangga, dan juga aku cerita kalo mbak Rita itu selain cantik juga baik sekali, si Prof akhirnya minta tolong ke aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya.�, rayuku pada ibu muda itu.
�Kamu memang bisa aja Joe. Masak orang kayak aku
dibilang cantik, baik. Gombal.�, jawab mbak Rita sambil tersenyum malu. Memang
wanita itu paling seneng kalau dipuji.
�Kalo aku bilang mbak Rita nggak cantik, aku bener-bener orang yang berdosa dan tukang bohong.�, jawabku yang membuat wanita cantik makin tersipu malu.
�Kalo aku bilang mbak Rita nggak cantik, aku bener-bener orang yang berdosa dan tukang bohong.�, jawabku yang membuat wanita cantik makin tersipu malu.
�Sudah, joe. Jangan nge-gombal terus. Mmm.. kenapa
nggak kamu ajak Profesor Suparman kesini saja.�
�Penemuan si Prof serta dokumen-dokumennya kan ada di rumah dia. Jadi mendingan mbak saja yang kesana. Biar si Prof bisa menjelaskan penelitiannya dengan lebih detail.�
�Penemuan si Prof serta dokumen-dokumennya kan ada di rumah dia. Jadi mendingan mbak saja yang kesana. Biar si Prof bisa menjelaskan penelitiannya dengan lebih detail.�
�Wah� bagaimana ya? Mas Dimas lagi terbang keluar
kota. Si kecil Andi lagi bobok, kalo nanti dia terbangun gimana?�
Andi adalah anak dari pasangan muda itu. Umurnya baru satu tahun.
�Khan ada mbok Darmi. Mbok Darmi kan bisa ngejagain Andi selama mbak nggak ada. Lagian mbak kan cuma pergi kedepan rumah doang. Kalo ada apa-apa mbok Darmi bisa manggil mbak Rita.�, rayuku pada mbak Rita yang masih terlihat ragu.
Andi adalah anak dari pasangan muda itu. Umurnya baru satu tahun.
�Khan ada mbok Darmi. Mbok Darmi kan bisa ngejagain Andi selama mbak nggak ada. Lagian mbak kan cuma pergi kedepan rumah doang. Kalo ada apa-apa mbok Darmi bisa manggil mbak Rita.�, rayuku pada mbak Rita yang masih terlihat ragu.
�Nngg� baik deh. Tapi kamu harus temenin mbak
kesana. Mbak kan belum kenal dekat sama pak Parman.�, jawab mbak Rita setelah
berpikir sejenak.
Aku dan mbak Rita segera menuju ke rumah Profesor setelah dia menyuruh mbok Darmi untuk menjaga Andi.
Aku dan mbak Rita segera menuju ke rumah Profesor setelah dia menyuruh mbok Darmi untuk menjaga Andi.
�Suparman. Profesor Suparman.�
�Rita�
Profesor Suparman dan mbak Rita berkenalan setelah kami semua masuk ke ruang tamu rumah Profesor. Profesor terlihat sangat kagum dengan kecantikan ibu muda itu. Sedangkan mbak Rita terlihat sedikit canggung. Mungkin masih kepikiran tenteng gosip kalo Prof itu orangnya agak gila.
�Hoi, Prof. Tamunya disuruh duduk dulu dong. Masak wanita secantik mbak Rita disuruh berdiri terus.�, kataku mencoba mencairkan suasana.
�Rita�
Profesor Suparman dan mbak Rita berkenalan setelah kami semua masuk ke ruang tamu rumah Profesor. Profesor terlihat sangat kagum dengan kecantikan ibu muda itu. Sedangkan mbak Rita terlihat sedikit canggung. Mungkin masih kepikiran tenteng gosip kalo Prof itu orangnya agak gila.
�Hoi, Prof. Tamunya disuruh duduk dulu dong. Masak wanita secantik mbak Rita disuruh berdiri terus.�, kataku mencoba mencairkan suasana.
�Wah, saya benar-benar nggak sopan. Maaf ya bu.
Silahkan duduk. Maaf kalau ruangannya agak berantakan. Maklum rumah ini nggak
pernah mendapat sentuhan seorang wanita.�, kata Profesor.
�Nggak apa-apa kok pak.�, jawab mbak Rita.
Profesor Suparman duduk di sofa yang kecil dekat pintu masuk. Aku duduk di sofa kecil di seberang profesor. Di tengah kami ada meja panjang. Lalu mbak Rita duduk di sofa besar di samping meja panjang itu.
�Apa yang bisa saya bantu, pak?�, tanya mbak Rita.
�Nggak apa-apa kok pak.�, jawab mbak Rita.
Profesor Suparman duduk di sofa yang kecil dekat pintu masuk. Aku duduk di sofa kecil di seberang profesor. Di tengah kami ada meja panjang. Lalu mbak Rita duduk di sofa besar di samping meja panjang itu.
�Apa yang bisa saya bantu, pak?�, tanya mbak Rita.
�Mmm.. begini Bu. Saya baru menciptakan beberapa
penemuan yang rencananya mau saya patenkan. Tapi saya kurang tahu mengenai
masalah-masalah hukum yang harus dilakukan dalam proses perolehan hak paten.
Makanya saya mau konsultasi dengan ibu Rita mengenai masalah itu.�, kata
Profesor.
Aku melihat diam-diam si Prof menekan tombol berbentuk hati pada The Click yang ada di genggamannya. Mbak Rita kelihatannya tak memperhatikan perbuatan Profesor itu.
Aku melihat diam-diam si Prof menekan tombol berbentuk hati pada The Click yang ada di genggamannya. Mbak Rita kelihatannya tak memperhatikan perbuatan Profesor itu.
�Memangnya apa alat yang akan bapak patenkan itu
apa?� tanya mbak Rita.
Aku merasa ada yang aneh. Tanpa sebab, tiba-tiba aku merasa gairah birahi melandaku. Celanaku mulai terasa tak nyaman, karena joe jr yang ada didalamnya mulai memberontak. Pandanganku seakan tertarik ke arah mbak Rita. Wajah mbak Rita yang cantik terlihat semakin cantik dalam pandanganku. Hidungnya yang mancung. Bibirnya yang ranum seakan membuatku ingin menciumnya. Dadanya hhmm� Ingin rasanya aku meremas dada yang montok itu. Aku ingin menggigitnya gemas, ingin menjilat dan menghisap putingnya. Aahh� pasti nikmat rasanya.
Aku menggoyang-goyangkan kepalaku, mencoba
menghilangkan segala macam pikiran kotor yang tiba-tiba merasuki otakku. Tapi
tak berhasil, gairah itu masih menghinggapiku. Bahkan bertambah lama, bertambah
kuat. Percakapan Profesor dan mbak Rita tak lagi aku pedulikan. Mataku menatap
lekat ke wajah mbak Rita. Pandanganku bergerak liar menelusuri tubuhnya yang
sexy. Mbak Rita terlihat gelisah. Duduknya mulai tak tenang seakan dia menahan
sesuatu. Ucapannya mulai terpotong-potong, nafasnya terlihat agak berat. Aku
menoleh kearah Profesor. Dia tersenyum lebar memperhatikan kegelisahan mbak
Rita. Lalu Profesor berdiri, dan menutup serta mengunci pintu depan.
�Nngg� kok pin..pintunya ditutup pak?�, tanya mbak
Rita. Profesor tak memperdulikan pertanyaan mbak Rita. Dia berjalan mendekati
kursi tempat mbak Rita duduk, lalu dia duduk di sebelah wanita cantik itu.
�Kamu cantik sekali Rit.�, kata Profesor Suparman sambil tangannya dengan berani mengelus paha mbak Rita.
�Pak Parman. Jangan kurang ajar pak.�, kata mbak Rita marah. Tapi anehnya dia membiarkan tangan si Prof tetap mengelus-elus pahanya. Nafas mbak Rita terlihat makin berat. Matanya menatap sayu.
�Gila!�, pikirku dalam hati. Aku mengucek mataku seakan tak percaya. Aku seperti melihat bahwa mbak Rita malah menikmati permainan nakal tangan Profesor di pahanya. Mulut mbak Rita terus berkata memperingatkan agar si Prof menghentikan tingkah kurang ajarnya, tapi di sisi lain dia membiarkan tangan si Prof bergerak bebas dengan liar.
�Kamu cantik sekali Rit.�, kata Profesor Suparman sambil tangannya dengan berani mengelus paha mbak Rita.
�Pak Parman. Jangan kurang ajar pak.�, kata mbak Rita marah. Tapi anehnya dia membiarkan tangan si Prof tetap mengelus-elus pahanya. Nafas mbak Rita terlihat makin berat. Matanya menatap sayu.
�Gila!�, pikirku dalam hati. Aku mengucek mataku seakan tak percaya. Aku seperti melihat bahwa mbak Rita malah menikmati permainan nakal tangan Profesor di pahanya. Mulut mbak Rita terus berkata memperingatkan agar si Prof menghentikan tingkah kurang ajarnya, tapi di sisi lain dia membiarkan tangan si Prof bergerak bebas dengan liar.
�Ah.. to..tolong hentikan semua ini pak. Saya aah..
saya sudah bersua hhmm.. hhmmm..�, kata mbak Rita sambil diiringi desahan
lirih. Sebelum kata-kata itu selesai, bibir profesor segera menghentikannya
dengan ciuman. Yang lebih aneh lagi, mbak Rita ternyata membalas ciuman
Profesor Suparman dengan tak kalah panasnya.
�Hhmmmpp�.ah�hhmmp��
�Hhmmmpp�.ah�hhmmp��
Desahan kedua orang yang berciuman itu membuatku
tak lagi bisa tinggal diam. Aku segera duduk di sebelah mbak Rita sehingga
wanita cantik itu kini duduk diapit aku dan Profesor. Leher jenjang mbak Rita
menjadi sasaran mulutku. Tanganku pun seakan tak mau ketinggalan segera beraksi
meraba dan meremas lembut payudara montoknya dari balik daster yang dipakainya.
Bagian bawah daster mbak Rita tersingkap ke atas karena tangan nakal si Prof
yang bergerilya di dalamnya sudah merayap sampai ke pangkal pahanya.
Kami bertiga larut dalam gejolak birahi yang seakan
tak bisa kami tolak. Bahkan mbak Rita seakan sudah tak ingat lagi kalau dia
sudah bersuami dan sekarang dia bercumbu dengan dua orang laki-laki yang bukan
suaminya.
Aku menarik wajah mbak Rita agar menoleh kearahku.
Bibirku ingin mencicipi bibir sexy wanita cantik itu. Mbak Rita menyambutnya
dengan penuh nafsu. Lidahnya dan lidahku saling bermain di dalam bibir lami
yang bertautan erat. Ciuman ibu muda ini sangat luar biasa. Bekas-bekas pacarku
tak ada yang bisa berciuman se-�panas� ini. Saat kami berhenti saling melumat
karena hampir kehabisan nafas, baru kusadari kalau Profesor Suparman sudah
melepas kancing depan daster mbak Rita lalu menarik daster itu ke bawah. Tali
BH mbak Rita pun sudah dia tarik kesamping dan diturunkan kebawah juga.
Sekarang tubuh atas wanita cantik itu sudah telanjang. Payudaranya yang montok
karena baru melahirkan terlihat menantang dengan putingnya yang berwarna coklat
muda mengacung kencang karena gairah. Memang benar kata orang kalo payudara wanita
yang mempunyai anak balita akan terlihat lebih montok. Cairan ASI yang ada
didalamnya membuat payudara ibu muda ini terlihat lebih menonjol.
�Aaah�sstt�aahhh��, desahan mbak Rita makin kencang
ketika si Prof mulai beraksi di dadanya. Lidah Profesor menjilat putingnya yang
semakin mengeras. Sesekali putting itu dihisap gemas oleh si Prof yang membuah
desah mbak Rita makin keras dan dia makin membusungkan dadanya. Aku pun segera
mengikuti aksi Profesor. Payudara mbak Rita yang satunya segera menjadi sasaran
mulut dan lidahku. Tanganku mengelus-elus vagina mbak Rita dari balik celana
dalamnya yang mulai basah karena cairan kenikmatan mulai keluar dari lubang
surgawi itu. Jariku mulai menyelusup lewat samping celana dalam itu. Kurasakan
vagina yang penuh bulu, lalu jariku yang nakal meneruskan aksi gerilyanya.
Dengan dua jari aku mengocok vaginanya. Denyutan liang vagina yang hangat dapat
kurasakan lewat dua jariku yang keluar masuk di liang mbak Rita.
�Uugh�Joe�. terus. Lebih cepet aahh�..�, desah mbak
Rita tanpa malu lagi.
�Kamu memang cantik Rita mmpphh�..�, suara Prof ikut nimbrung dan desahan mereka berdua mulai berpadu dalam symphoni birahi yang panas.
Aku mempercepat kocokan jariku di liang vagina mbak Rita, sedangkan bibirku masih asyik menghisap payudaranya.
�Ookhh�. cepet Joe. Lebih cepet. A..aku mau AAGGHH��..�
�Kamu memang cantik Rita mmpphh�..�, suara Prof ikut nimbrung dan desahan mereka berdua mulai berpadu dalam symphoni birahi yang panas.
Aku mempercepat kocokan jariku di liang vagina mbak Rita, sedangkan bibirku masih asyik menghisap payudaranya.
�Ookhh�. cepet Joe. Lebih cepet. A..aku mau AAGGHH��..�
Mbak Rita berteriak kencang saat orgasme pertamanya
menerpa. Badannya menggeliat tegang. Otot-otot vaginanya menjepit kedua jariku
dengan kencang. Aku bisa merasakan **an cairan kenikmatan yang dikeluarkan mbak
Rita. Tapi yang membuat aku makin horny adalah cairan susu yang keluar lewat
putingnya yang kuhisap kuat saat ibu muda itu orgasme. Aku memperlambat tempo
kocokan jariku agar mbak Rita bisa menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Aku menatap wajah mbak Rita yang tampak sayu
tersenyum memancarkan kepuasan. Tapi aku tak membiarkannya beristirahat, bibir
sexynya segera kulumat kembali. Dan walaupun ibu muda itu sudah memperoleh
orgasmenya, dia masih dengan panas menyambut seranganku. Seakan-akan birahinya
bukannya padam, malah menyala makin hebat.
Tiba-tiba tubuh mbak Rita tertarik dari dekapanku.
Kulihat Profesor Suparman sudah telanjang bulat. Walapun tubuhnya tampak lucu
dengan perut buncit dan kulit yang mulai mengeriput, tapi kemaluannya tampak
garang mengacung tegak. Ternyata si Prof yang menarik tubuh mbak Rita dari
pelukanku. Rambut mbak Rita dia jambak, lalu dia membawa wajah mbak Rita kearah
selangkangannya. Kontolnya dia posisikan ke mulut wanita cantik itu. Dan seakan
sudah tahu maksud laki-laki setengah baya itu, mbak Rita mulai menjilat dan
menghisap kontolnya dengan mulutnya penuh nafsu.
�Aaahh� seponganmu bener-bener top, Rit. Aaahhhh�.�,
desis profesor keenakan.
�Slrrupp�..mmhh�.sssluurpp�.mm hh��, desah mbak Rita dari sela-sela bibirnya yang tersumbat kontol Profesor.
Gairahku makin meledak. Aku segera melucuti semua pakaianku. Kontolku sudah mengeras dengan panjang dan ketegan maksimal, membuatnya tampak garang.
�Slrrupp�..mmhh�.sssluurpp�.mm hh��, desah mbak Rita dari sela-sela bibirnya yang tersumbat kontol Profesor.
Gairahku makin meledak. Aku segera melucuti semua pakaianku. Kontolku sudah mengeras dengan panjang dan ketegan maksimal, membuatnya tampak garang.
Baru sebentar mbak Rita mengoral penis Profesor
Suparman, tiba-tiba si Prof menghentikannya. Dia lalu menarik mbak Rita ke
pangkuannya. Seakan sudah paham maksud Profesor, mbak Rita lalu duduk diatas
tubuh Profesor. Memeknya dia posisikan agar pas dan sejajar dengan kontol
Profesor yang mengacung tegak. Setelah pas, mbak Rita menurunkan tubuhnya
pelan-pelan sehingga kontol itu memasuki liang senggamanya.
�Aaakkhh�.. memek kamu enak Rit. Sempit. Aaahhh�.
Nggak akan ada orang yang akan percaya kalau kamu bilang habis melahirkan
aahhh�.�
�Mmmm�. kontol kamu juga enak kok mas. Aaahhh..�
Tanpa malu mbak Rita segera bergoyang liar di pangkuan profesor Suparman. Pinggulnya bergerak naik turun, berputar ke kiri, kadang kekanan, yang membuat Profesor merem melek keenakan. Aku mengocok kontolku melihat semua adegan itu.
�Mmmm�. kontol kamu juga enak kok mas. Aaahhh..�
Tanpa malu mbak Rita segera bergoyang liar di pangkuan profesor Suparman. Pinggulnya bergerak naik turun, berputar ke kiri, kadang kekanan, yang membuat Profesor merem melek keenakan. Aku mengocok kontolku melihat semua adegan itu.
�AAKKH�. aku mau keluar Rit. Cepet turun aku pengen
keluar di mulut kamu aahhh�.�, kata Profesor ketika dia merasa mau orgasme.
Mbak Rita turun dari atas tubuh Profesor. Lalu dia segera merangkak di depan
selangkangan si Prof. Bibirnya dengan liar mulai melumat kontol Profesor dengan
liar.
Sslluurpp� slluurrp�.
Sslluurpp� slluurrp�.
�AAAAGHHH�.. Aku nyampe Rit. Telen semua maniku
sstt�.Aaaahh�.�, desis Profesor saat dia menyemprotkan maninya ke dalam mulut
mbak Rita. Seperti vacum cleaner, mulut mbak Rita menghisap dan menelan semua
mani di mulutnya. Bahkan setelah Prof selesai orgasme, wanita cantik yang
dilanda nafsu itu masih menjilati sisa-sisa sperma yang masih ada di kemaluan
Profesor Suparman yang sudah lemas setelah berjuang keras.
Aku tak tahan lagi. Kutarik tubuh mbak Rita yang sintal itu. Kurebahkan di atas sofa dengan posisi pantatnya ada di tepian sofa. Aku angkat kaki ibu muda itu sampai lututnya menempel di payudaranya. Dengan posisi ini memek mbak Rita jadi kelihatan semakin menantang untuk di-entot, jadi aku langsung arahkan kontolku yang sudah dalam ketegangan maksimal untuk melakukan penetrasi ke liang kenikmatan mbak Rita.
�Auuggh�. pe..pelan-pelan Joe. Kontol kamu gemuk banget sih.�
Aku tak tahan lagi. Kutarik tubuh mbak Rita yang sintal itu. Kurebahkan di atas sofa dengan posisi pantatnya ada di tepian sofa. Aku angkat kaki ibu muda itu sampai lututnya menempel di payudaranya. Dengan posisi ini memek mbak Rita jadi kelihatan semakin menantang untuk di-entot, jadi aku langsung arahkan kontolku yang sudah dalam ketegangan maksimal untuk melakukan penetrasi ke liang kenikmatan mbak Rita.
�Auuggh�. pe..pelan-pelan Joe. Kontol kamu gemuk banget sih.�
�Maaf mbak. Aakh�. memek mbak enak buanget.�,
kataku sambil menusukkan penisku makin dalam ke memek mbak Rita. Memek mbak
Rita masih terasa rapat dan enak, tak kalah sama memek perawan. Kalau aku tidak
mengenalnya, mungkin aku tidak akan percaya bahwa dia baru melahirkan.
Desah kenikmatan dari mulut mbak Rita membuatku
makin bersemangat. Aku mulai menggenjot pantatku, kontolku pun jadi keluar
masuk ke memek hangat mbak Rita. Dapat kurasakan kalau mbak Rita bisa membuat
otot dinding vaginanya berkedut seakan memompa dam meremas lembut batang
kontolku. Aku pun jadi keenakan dan mendesah nikmat. Kulihat mbak Rita
tersenyum manis melihat usahanya membuat aku keenakan dengan kedutan vaginanya
berhasil. Seakan tak mau kalah, aku lalu membuat variasi pada tempo
permainanku.
Kadang kupercepat dengan penetrasi pendek, kadang
lambat tapi kumasukkan sampai mentok. Kadang kuvariasikan antara beberapa
kocokan dengan penetrasi ringan dan pendek, yang kuselingi dengan tekanan kuat
dengan seluruh tenaga sampai kurasakan ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya.
Usahaku berhasil, desahan mbak Rita sudah menjadi jerit kenikmatan. Pantatnya
makin liar bergoyang menyambut tiap tusukan kontolku ke memeknya.
�Ah..Aakkh.. Joe� Kamu pintar Joe�.�
�Mmmh� goyangan mbak Rita juga enak�
Hampir lima belas menitan kami berpacu dalam birahi, saat kurasakan tubuh mbak Rita menggeliat liar. Punggungku terasa sakit ketika kuku mbak Rita menancap di punggungku tanpa dia sadari saat dia orgasme.
�Ooohh�. Joe. Aku nyampe�..AAAGGGHH���
�Mmmh� goyangan mbak Rita juga enak�
Hampir lima belas menitan kami berpacu dalam birahi, saat kurasakan tubuh mbak Rita menggeliat liar. Punggungku terasa sakit ketika kuku mbak Rita menancap di punggungku tanpa dia sadari saat dia orgasme.
�Ooohh�. Joe. Aku nyampe�..AAAGGGHH���
Aku masih mengocok kontolku dengan cepat agar mbak
Rita lebih nikmat dalam orgasmenya. Tapi hal itu menuntutku agar lebih
kosentrasi untuk menahan agar aku tidak mengeluarkan maniku, karena saat mbak
Rita orgasme dapat kurasakan vaginanya menyedot dan meremas penisku dengan
kuat. Setelah orgasmenya lewat barulah aku menghentikan kocokanku. Kucium bibir
wanita cantik yang sedang menikmati sisa orgasmenya itu. Ciuman kali ini terasa
lebih lembut dan mesra. Tapi karena aku belum mencapai puncakku, aku segera
berganti posisi. Kali ini aku yang duduk diatas sofa, kutarik mbak Rita agar
menunggangiku. Ibu muda itu menurut saja, dia juga mengambil inisiatif memegang
kontolku dan mengarahkannya ke memeknya yang sudah basah oleh cairan
kenikmatan. Penetrasi kali ini tidak seseulit seperti pertama kali. Mungkin
memeknya yang rapet ini sudah mampu beradaptasi dengan diameter penisku yang
cukup besar walaupun hanya dengan panjang rata-rata.
�Mmmm�aaaahh�.�, desah mbak Rita menikmati
penetrasi Joe Jr. ke dalam liang senggamanya.
Sekarang mbak Rita yang mengontrol permainan. Tubuhnya dengan liar bergoyang menunggangi diriku seperti joki kuda pacuan. Bibir ibu muda yang cantik itu tak kalah liar dalam memberiku kenikmatan, kadang menciumku dengan ganas, kadang menyapu leherku, bahkan sampai ke putting payudaraku. Aku baru tahu kalau lelaki juga merasa nikmat kalau putingnya dijilati. Aku merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi dengan servis panas mbak Rita.
Sekarang mbak Rita yang mengontrol permainan. Tubuhnya dengan liar bergoyang menunggangi diriku seperti joki kuda pacuan. Bibir ibu muda yang cantik itu tak kalah liar dalam memberiku kenikmatan, kadang menciumku dengan ganas, kadang menyapu leherku, bahkan sampai ke putting payudaraku. Aku baru tahu kalau lelaki juga merasa nikmat kalau putingnya dijilati. Aku merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi dengan servis panas mbak Rita.
�Mbak� Aaakhh..aaku aaakhh�.�, aku mendengus
merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kontolku berkedut menyemprotkan banyak
sekali sperma ke vagina mbak Rita sampai sebagian meluber keluar membasahi
pelirku. Goyangan mbak Rita makin liar saat aku orgasme. **an kencang maniku
yang hangat dalam vagina dan rahimnya membuat ibu muda itu orgasme kembali.
�Aaaakkhhh�.Joe�..aahhhmmpphh� �, jeritan mbak Rita segera kutahan dengan melumat bibirnya. Lidah kami bertaut menari dengan lincah. Tubuh wanita cantik itu kupeluk erat sehingga dadanya yang montok tergencet dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
�Aaaakkhhh�.Joe�..aahhhmmpphh� �, jeritan mbak Rita segera kutahan dengan melumat bibirnya. Lidah kami bertaut menari dengan lincah. Tubuh wanita cantik itu kupeluk erat sehingga dadanya yang montok tergencet dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Walaupun sudah mencapai puncak kenikmatanku, tapi
dapat kurasakan bahwa gairahku tak menjadi padam, bahkan aku merasa birahiku
semakin naik. Segera aku merengkuh tubuh mbak Rita dan mengajaknya bertarung di
ronde selanjutnya. Mbak Rita yang seakan sudah lupa akan
suami dan anaknya, menyambutku tak kalah bergairah. Kami bercumbu lagi dengan
panasnya. Berbagai macam posisi kupraktekan, doggy style, sambil berdiri, dan
lainnya. Hampir dua jam kami bergelut dalam kenikmatan. Tubuh kami sudah
dipenuhi dengan keringat oleh panasnya permainan ini. Aku dan mbak Rita
mendapat orgasme beberapa kali dalam pertarungan panas kami. Tapi anehnya,
gairah kami tak kunjung padam. Kontolku sampai sedikit terasa ngilu setelah
diperas spermanya entah beberapa banyak oleh memek mbak Rita. Wajah mbak Rita
terlihat capai, tapi semangat bertarungnya seakan tak pernah habis.
Aku hampir tak kuat lagi, tubuhku sudah terasa
lelah, dan kontolku sudah hampir mati rasa saat kurasakan gairah yang berkobar
dalam diriku mulai padam. Aku melihat sekeliling dan kulihat Profesor Suparman
sudah memakai pakaiannya kembali. Dia mengacungkan The Click ciptaannya sambil
tersenyum penuh kemenangan. Mbak Rita yang masih dalam pelukanku seakan baru
tersadar kembali ke alam nyata. Ibu muda itu segera melepaskan diri dari
pelukanku. Dengan tergesa-gesa dia mengenakan pakaiannya.
Aku melihat kebingungan dan malu tersirat di
wajahnya yang terlihat begitu lelah setelah pertarungan panjang kami berdua.
Tanpa berkata apa-apa, mbak Rita segera membuka pintu depan dan pergi
meninggalkan rumah Profesor. Kulihat dia setengah berlari menuju rumahnya dalam
naungan langit yang ternyata sudah menjadi gelap. Dalam kelelahanku, aku masih
sedikit bingung dan seakan tak percaya atas semua yang baru saja kualami.
�He..he..he� bagaimana Joe? Kamu sudah percaya? Aku
berhasil menciptakan The Click ha� ha�.ha� Aku memang Jenius.�, kata Profesor
Suparman yang diringi tawa mengagetkan aku.
�Nnng.. ja..jadi i..ini semua karena The Click?? Aku� Mbak Rita�Kami�.aaahh��
�Tepat sekali Joe. Itu semua karena The Click. Dan aku yang menciptakannya ha..ha��
�Nnng.. ja..jadi i..ini semua karena The Click?? Aku� Mbak Rita�Kami�.aaahh��
�Tepat sekali Joe. Itu semua karena The Click. Dan aku yang menciptakannya ha..ha��
Suara tawa si Prof tak kuhiraukan dan menuju kamar
mandi untuk membersihkan badanku. Aku masih sangat shock dengan semua yang baru
saja kualami. Berbagai macam perasaan bercampur aduk dalam diriku. Rasa bingung
seakan tak percaya kalau si Prof berhasil menciptakan alat yang kukira hanya
ada di film-film. Rasa bersalah pada mbak Rita karena aku telah membuatnya
menjadi kelinci percobaan untuk membuktikan penemuan Profesor. Air shower
kurasakan mendinginkan kepalaku yang penuh dengan berbagai pikiran. Kelelahan
tubuhku berangsur-angsur pulih karena segarnya guyuran air di tubuhku. Ketika
aku memejamkan mata menikmati rasa air di sekujur tubuhku, berbagai kenangan
kan kejadian barusan kembali melintas di pikiranku. Tanpa sadar aku sedikit
tersenyum puas mengingat betapa nikmatnya bercumbu dengan mbak Rita, ibu muda
yang cantik dan sexy, idola para suami di komplek ini. Aku segera menyudahi
mandiku dan berusaha mengusir ingatan-ingatan itu dari pikiranku.
Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian, aku
pun menemui Profesor Suparman. Aku melihat si Prof sudah menungguku di ruang
tamu. Dua koper besar tergeletak di sebelahnya. Nampaknya Profesor Suparman
akan bepergian lagi.
�Joe, tolong antarkan aku ke bandara sekarang. Aku
harus mengejar pesawat ke Afrika malam ini.�, kata Profesor membuat aku
bengong.
�Afrika??!! Ngapain Prof?�, tanyaku kebingungan.
�Tentu saja melanjutkan percobaanku.�, kata Prof dengan ringan.
�Percobaan apa lagi? The Click yang Profesor ciptakan sudah sangat spektakuler. Tapi jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, bahaya.�, kataku.
�Afrika??!! Ngapain Prof?�, tanyaku kebingungan.
�Tentu saja melanjutkan percobaanku.�, kata Prof dengan ringan.
�Percobaan apa lagi? The Click yang Profesor ciptakan sudah sangat spektakuler. Tapi jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, bahaya.�, kataku.
�Aku tahu kalo The Click memang sangat fenomenal
dan tentu saja aku tidak akan membiarkannya jatuh ke tangan yang salah. The
Click hanya kubuat satu-satunya di dunia ini. Dan benda ini akan kuberikan buat
kamu.�, kata Profesor yang lagi-lagi membuatku terkejut.
�A..aku Prof?! A..apa Prof yakin kalau The Click akan diserahkan ke aku, kenapa nggak Prof saja yang bawa?�, sahutku agak gelagapan.
�A..aku Prof?! A..apa Prof yakin kalau The Click akan diserahkan ke aku, kenapa nggak Prof saja yang bawa?�, sahutku agak gelagapan.
�Bahaya sekali kalau The Click aku bawa selama aku
melakukan eksperimenku. Orang-orang jahat akan berusaha merebutnya kalau mereka
tahu akan alat ini. Tapi mereka sama sekali tidak akan menyangka kalau alat ini
kutitipkan ke kamu, seorang pemuda biasa yang hidup di negara kecil seperti
Indonesia ini.�, kata Profesor serius sambil menyerahkan The Click kepadaku.
Aku menerima benda luar biasa dengan sedikit ragu.
�Nngg.. memangnya Prof mau eksperimen apa lagi sih?
Kan lebih baik Profesor di rumah saja dan menyimpan The Click ini sendiri.�,
kataku mencoba membujuk Profesor agar tidak menitipkan benda ini padaku.
�Eksperimenku ini sangat penting. Tanpa eksperimen ini tentu saja The Click akan sama sekali tak berguna buatku.�
�Ha..? Eksperimen apa Prof?�, tanyaku kembali bingung.
�Tentu saja eksperimen untuk menemukan obat yang mampu membuat orang bisa menjadi sangat kuat staminanya dalam berhubungan badan. Kamu inget kan, aku belum puas menikmati tubuh mbak Rita tapi tubuhku sudah tak mampu lagi bertarung.�, kata Profesor yang segera membuatku terbengong melihatnya. �Dasar Profesor gila�, pikirku dalam hati.
�Sudah. Ayo berangkat. Nanti aku ketinggalan pesawat.�, kata Profesor sambil menarikku yang masih terbengong-bengong memikirkan tingkah lakunya.
�Eksperimenku ini sangat penting. Tanpa eksperimen ini tentu saja The Click akan sama sekali tak berguna buatku.�
�Ha..? Eksperimen apa Prof?�, tanyaku kembali bingung.
�Tentu saja eksperimen untuk menemukan obat yang mampu membuat orang bisa menjadi sangat kuat staminanya dalam berhubungan badan. Kamu inget kan, aku belum puas menikmati tubuh mbak Rita tapi tubuhku sudah tak mampu lagi bertarung.�, kata Profesor yang segera membuatku terbengong melihatnya. �Dasar Profesor gila�, pikirku dalam hati.
�Sudah. Ayo berangkat. Nanti aku ketinggalan pesawat.�, kata Profesor sambil menarikku yang masih terbengong-bengong memikirkan tingkah lakunya.
Keesokan harinya�..
�Uuugh� capek deh.�, keluhku. Sepagian ini aku sibuk membersihkan rumah Profesor karena selama Profesor bepergian, dia menitipkan rumahnya padaku. Aku memutuskan akan tinggal disini, bebas dan tenang. Aku tak perlu kuatir soal makan atau cuci pakaian, karena untuk itu aku tinggal pulang ke rumah saja he.. he.. he.. Saat aku duduk melepas lelah, aku meraba saku celanaku. Dapat kurasakan benda kecil disana. Itu adalah The Click yang dititipkan Profesor Suparman padaku. The Click. Benda yang luar biasa, tapi disamping itu juga berbahaya. Benarkah tindakan Profesor menitipkan benda ini padaku? Apa aku orang yang tepat? Mampukah aku menahan godaan untuk tidak menyalahgunakannya? Berbagai macam pikiran memenuhi kepalaku. Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat lapar.
�Uuugh� capek deh.�, keluhku. Sepagian ini aku sibuk membersihkan rumah Profesor karena selama Profesor bepergian, dia menitipkan rumahnya padaku. Aku memutuskan akan tinggal disini, bebas dan tenang. Aku tak perlu kuatir soal makan atau cuci pakaian, karena untuk itu aku tinggal pulang ke rumah saja he.. he.. he.. Saat aku duduk melepas lelah, aku meraba saku celanaku. Dapat kurasakan benda kecil disana. Itu adalah The Click yang dititipkan Profesor Suparman padaku. The Click. Benda yang luar biasa, tapi disamping itu juga berbahaya. Benarkah tindakan Profesor menitipkan benda ini padaku? Apa aku orang yang tepat? Mampukah aku menahan godaan untuk tidak menyalahgunakannya? Berbagai macam pikiran memenuhi kepalaku. Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat lapar.
�Saatnya pulang kerumah. Waktunya makan siang.�,
pikirku. Aku lalu beranjak pergi dari rumah Profesor Suparman. Pintu rumah baru
saja selesai kukunci saat aku melihat mbak Rita berjalan menuju pagar rumahnya.
�Mbak Rita�. mbak� tunggu aku mau ngomong. Tunggu mbak Rita.�, teriakku sambil buru-buru berlari ke arah ibu muda itu sebelum dia memasuki rumahnya. Saat aku berlari, aku melihat wajah mbak Rita kaget melihat siapa yang memanggilnya. Wanita cantik itu menungguku di depan pintu pagar rumahnya. Wajahnya tertunduk saat aku sudah ada dihadapannya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
�Mbak Rita�. mbak� tunggu aku mau ngomong. Tunggu mbak Rita.�, teriakku sambil buru-buru berlari ke arah ibu muda itu sebelum dia memasuki rumahnya. Saat aku berlari, aku melihat wajah mbak Rita kaget melihat siapa yang memanggilnya. Wanita cantik itu menungguku di depan pintu pagar rumahnya. Wajahnya tertunduk saat aku sudah ada dihadapannya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
�Nng�Mbak aku mau ngomong.�, kataku setelah sampai
dihadapannya.
�Ngomong apa?�, kata mbak Rita agak judes. Pandangannya dia arahkan ke arah lain tak mau melihatku.
�Nngg� begini mbak. A�Aku cuma mau minta maaf a..atas kejadian kemarin. Aku bener-bener minta maaf mbak.�, kataku pelan.
�Jadi kamu menyesal sudah melakukan itu semua dengan mbak?�, tanya mbak Rita menatap tajam ke arahku. Aku tak mampu membalas pandangan matanya dan menunduk.
�Ngomong apa?�, kata mbak Rita agak judes. Pandangannya dia arahkan ke arah lain tak mau melihatku.
�Nngg� begini mbak. A�Aku cuma mau minta maaf a..atas kejadian kemarin. Aku bener-bener minta maaf mbak.�, kataku pelan.
�Jadi kamu menyesal sudah melakukan itu semua dengan mbak?�, tanya mbak Rita menatap tajam ke arahku. Aku tak mampu membalas pandangan matanya dan menunduk.
�I.iya mbak. Aku bener-bener menyesal. Aku berharap
kejadian kemarin nggak pernah terjadi.�
�Jadi.. kamu.. menyesal sudah berhubungan badan dengan aku�. wanita yang sudah tua�jelek� sudah punya anak� dan� kamu berharap kalau kamu nggak akan pernah berhubungan dengan wanita yang tidak seperti pacar-pacar kamu yang masih muda.. cantik.. IYA?�, kata mbak Rita dengan marah.
�Bu.. bukan itu mbak. Mbak Rita itu can.. cantik banget, tubuh mbak Rita juga sexy, dan me..memek mbak Rita nggak kalah rapet sama gadis perawan. Aduhh� a.. aku kok jadi ngawur. Ma..maaf mbak. A..aku nggak bermaksud kurang ajar, hanya aahh���, kataku gelagapan.
�Jadi.. kamu.. menyesal sudah berhubungan badan dengan aku�. wanita yang sudah tua�jelek� sudah punya anak� dan� kamu berharap kalau kamu nggak akan pernah berhubungan dengan wanita yang tidak seperti pacar-pacar kamu yang masih muda.. cantik.. IYA?�, kata mbak Rita dengan marah.
�Bu.. bukan itu mbak. Mbak Rita itu can.. cantik banget, tubuh mbak Rita juga sexy, dan me..memek mbak Rita nggak kalah rapet sama gadis perawan. Aduhh� a.. aku kok jadi ngawur. Ma..maaf mbak. A..aku nggak bermaksud kurang ajar, hanya aahh���, kataku gelagapan.
Senyum mbak Rita merekah mendengarkanku yang
gelagapan sampai bicara tak karuan. Aku jadi bingung sendiri, tak berani
menatap wajah mbak Rita, takut dia marah atas perkataanku yang kurang ajar.
Mbak Rita tetap diam, lalu dia membuka pintu pagar rumahnya dan melangkah
masuk. Aku kecewa, mbak Rita ternyata tak mau memaafkan aku. Dengan tubuh lemas
aku mulai melangkahkan kaki menuju rumahku sendiri, sampai..
�Joe� kesini sebentar.�, suara mbak Rita terdengar memanggilku. Dia masih berdiri di halaman rumahnya. Aku kembali mendengar panggilan mbak Rita. Aku berhenti di depan pintu pagarnya.
�Kamu mau kemana Joe?�, tanya mbak Rita.
�Joe� kesini sebentar.�, suara mbak Rita terdengar memanggilku. Dia masih berdiri di halaman rumahnya. Aku kembali mendengar panggilan mbak Rita. Aku berhenti di depan pintu pagarnya.
�Kamu mau kemana Joe?�, tanya mbak Rita.
�Mau pulang mbak. Ada apa mbak?�, jawabku masih tak
berani memandang wajahnya.
�Mmm� nggak ada apa-apa. Mbak cuma mau ngasih tahu kalau mas Dimas terbang ke luar kota dan baru kembali dua hari lagi. Mbok Darmi juga lagi pulang kampung. Dan Andi di rumah neneknya.�, kata mbak Rita. Aku menjadi bingung dengan omongan mbak Rita. Aku menegakkan kepalaku menatap wajahnya dengan ekspresi bingung terpancar jelas di mukaku. Mbak Rita tersenyum manis menatapku yang tetap diam dan kebingungan.
�Mmm� nggak ada apa-apa. Mbak cuma mau ngasih tahu kalau mas Dimas terbang ke luar kota dan baru kembali dua hari lagi. Mbok Darmi juga lagi pulang kampung. Dan Andi di rumah neneknya.�, kata mbak Rita. Aku menjadi bingung dengan omongan mbak Rita. Aku menegakkan kepalaku menatap wajahnya dengan ekspresi bingung terpancar jelas di mukaku. Mbak Rita tersenyum manis menatapku yang tetap diam dan kebingungan.
�Jadi nanti malam mbak bakalan sendirian di rumah
yang sepi ini. Mbak paling nggak bisa tidur kalau sendirian. Coba kalau ada
yang mau menemani mbak.. mmm��, kata mbak Rita dengan santai. Senyum menggoda
tersungging di bibirnya yang sexy itu. Mbak Rita mengedipkan sebelah matanya
dengan nakal lalu masuk ke rumahnya. Aku masih bingung dengan semua ucapan mbak
Rita. Dalam kebingungan itu aku pun mulai berjalan menuju rumahku. Beberapa
kali aku menoleh ke arah rumah mbak Rita mencoba meraba apa maksud segala
perkataannya. Sebersit pikiran, tiba-tiba menyelinap ke otakku dan membuatku
tersadar.
�Ja..jadi mbak Rita mau�..�
Siang ini aku tidak punya kerjaan. Tugas kuliah sih
ada, tapi gampang masih ada si Nina pikirku. Nina adalah teman kuliah sekelasku
sejak dari semester awal bahkan ospek dulu. Entah kenapa sering kali kami
mengambil mata kuliah yang sama dan mendapatkan kelas yang sama pula. Anaknya
selain ramah juga berotak encer alias cerdas. IP-nya selalu diatas rata-rata.
Minimal nilai tiap mata kuliah pasti B. Sayangnya pembawaannya agak kalem.
Hanya punya beberapa teman dekat saja. Termasuk aku sendiri. Sahabatnya mungkin
hanya aku yang cowok. Entah mengapa aku bisa dekat padahal teman-teman yang
lain tidak. Mungkin salah satunya karena dia ternyata sebenarnya enak diajak
diskusi mengenai banyak hal. Karena mungkin pula sering menempuh mata kuliah
yang sama jadi sering ketemu? Ah entahlah, yang jelas dia banyak membantuku
dalam urusan belajar. So, aku selalu bisa lulus ujian mata kuliah yang
kutempuh.
�Ja..jadi mbak Rita mau�..�
Terbayang wajahnya yang halus tanpa jerawat,
sedikit tirus berkaca mata minus, tapi sebenarnya cukup cantik membuatku
senyum-senyum sendiri mengingat nampaknya dia ada hati padaku. Sering kali cara
dia menatap dan berbicara seolah-olah kemalu-maluan, padahal diriku bersikap
santai padanya.
�Apa perlu kupacari dia?� sering aku berpikir
demikian. Tapi rasanya aneh saja. Terus terang aku lebih suka gadis yang lebih
aktif dan menggoda ketimbang yang aleman. Rasanya membuatku lebih hidup dan
bersemangat. Dan di kampusku sendiri banyak incaran yang perlu diperhatikan.
Rata-rata cantik, tajir dan berani mengenakan pakaian yang terbuka nan seksi.
Dijamin gak bakalan konsentrasi kuliah, pasti bawaannya ngaceng melulu.
Lho..lho..salah! Aku harusnya mikir rencana nanti
malam. Bukan berkhayal yang tidak-tidak. Memikirkan mbak Rita dan pengalamanku
kemarin, membuat badanku sedikit gerah membayangkan pengalaman bercinta kami
yang teramat panas itu.
Gara-gara benda ini..kutimang-timang The Click
ditanganku. Entah dimana Professor Suparman sekarang. Tak kuduga bisa mewarisi
alat perangsang seksual ini. Tapi ternyata enak juga, gara-gara alat ini aku
bisa bercinta dengan mbak Rita si Ibu muda nan menggairahkan itu. Dan nanti
malam tampaknya akan terjadi pertempuran sengit lagi antara aku dan mbak Rita.
�Hmm aku harus minum penambah energi nih biar gak
KO hehe..� pikirku ngeres. Aku segera bergegas membawa perbekalan beberapa pakaian
ganti. Rencanaku aku mau pamitan menginap ke rumah Professor Suparman. Sehingga
memudahkan menyelinap ke rumah mbak Rita untuk bercinta.
Aku kemudian ke ruangan makan tempat mama dan adikku si Dini sedang makan siang. Kakakku mbak Sarah sepertinya keluar bersama teman-temannya entah kemana.
Aku kemudian ke ruangan makan tempat mama dan adikku si Dini sedang makan siang. Kakakku mbak Sarah sepertinya keluar bersama teman-temannya entah kemana.
Aku mengatakan pada mama kalo Profesor Suparman
minta tolong padaku untuk menjaga rumahnya selama dia pergi. Dan aku juga
mengatakan kalo aku ingin mandiri dan juga menjaga kepercayaan yang diberikan
Profesor. Mama adalah orang tuaku tunggal sejak kecelakaan papa waktu aku masih
SD dulu. Dia orang yang kuhormati karena mampu membesarkan ketiga anaknya
dengan berkecukupan. Selain melanjutkan perusahaan pribadi milik papa, ia juga
aktif menekuni usaha jual beli perhiasan sebagai sampingan. Karena itu dia
senang akan niatku untuk mandiri dan bla..bla�bla� �Nice excuses Joe.�, pikirku
dalam hati.
�Boleh aja, Joe. Niat kamu kan baik. Tapi kamu juga
jangan tidur sana terus, mama bisa kangen sama anak mama. Dan kalo waktunya
makan, kamu pulang aja. Mama tahu kamu nggak bisa masak, jadi kamu makan disini
aja.�, kata mama memberikan persetujuannya. Aku bersorak dalam hati.
�Oke, ma.�, jawabku.
�Oke, ma.�, jawabku.
�Mandiri apan tuh? Perginya cuma ke ujung gang,
trus makannya masih numpang disini.�, si Dini menyeletuk sambil menyedot jus
apel kesukaannya.
�Hei brengsek, udah ngambil coklat kakak, pake nyela lagi ya?!�
�Idiiih gitu aja sewot! Iya deh, kakakku yang baek, nanti Dini ganti ama coklat laen napa sih?�
�Enak aja, itu coklat mahal dari Amrik tau! Amrik!! Mana bisa ada gantinya?�
�Udah..udah jangan ribut melulu kalian ini� sergah mamaku.
�Joe kamu boleh nginap tapi jangan macam-macam disana ya?!� kata mama kemudian.
�Beres Mam!�
�Hei brengsek, udah ngambil coklat kakak, pake nyela lagi ya?!�
�Idiiih gitu aja sewot! Iya deh, kakakku yang baek, nanti Dini ganti ama coklat laen napa sih?�
�Enak aja, itu coklat mahal dari Amrik tau! Amrik!! Mana bisa ada gantinya?�
�Udah..udah jangan ribut melulu kalian ini� sergah mamaku.
�Joe kamu boleh nginap tapi jangan macam-macam disana ya?!� kata mama kemudian.
�Beres Mam!�
Aku buru-buru pamitan dan tidak lupa menghadiahi
adikku sebuah jitakan ringan di jidatnya
�Kak Joe jelekkk!!!!� serunya. Tapi aku sudah kabur duluan sebelum dibalas si bengal itu.
Tak terasa sore menjelang saat aku selesai bolak-balik dari rumahku ke rumah Professor Suparman, lalu membenahi semua barang bawaanku itu di kamar tidur milik Profesor. Lalu aku pun mandi. Usai mandi aku berdandan sebentar agak tampak lebih macho. Kukenakan baju kaos oblong dan jeans favoritku. Setelah itu sebotol minuman berenergi kuhabiskan buat cadangan stamina nanti.
Menunggu hari agak gelap, dan sepi aku segera masuk ke pekarangan rumah mbak Rita.
�Ting!! Tong!!�
�Kak Joe jelekkk!!!!� serunya. Tapi aku sudah kabur duluan sebelum dibalas si bengal itu.
Tak terasa sore menjelang saat aku selesai bolak-balik dari rumahku ke rumah Professor Suparman, lalu membenahi semua barang bawaanku itu di kamar tidur milik Profesor. Lalu aku pun mandi. Usai mandi aku berdandan sebentar agak tampak lebih macho. Kukenakan baju kaos oblong dan jeans favoritku. Setelah itu sebotol minuman berenergi kuhabiskan buat cadangan stamina nanti.
Menunggu hari agak gelap, dan sepi aku segera masuk ke pekarangan rumah mbak Rita.
�Ting!! Tong!!�
Tak lama pintu terbuka. Aku terkesiap memandang
mahluk dihadapanku.
Mbak Rita, ia nampak cantik sekali malam ini. Hanya mengenakan daster tipis berwarna gelap yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ia tersenyum melihatku.
�Akhirnya kamu datang juga ya jagoan� godanya padaku.
Mbak Rita, ia nampak cantik sekali malam ini. Hanya mengenakan daster tipis berwarna gelap yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ia tersenyum melihatku.
�Akhirnya kamu datang juga ya jagoan� godanya padaku.
�Gimana enggak mbak, ada bidadari yang secantik
mbak siapapun jadi gak tahan� balasku nakal.
�Iih sekarang kamu udah pintar ngerayu ya?� sahut mbak Rita sambil menarikku masuk ke dalam.
�Mau minum apa Joe?� tanyanya lembut.
�Apa aja deh mbak, maunya sih susunya mbak Rita..heheeh� ujarku menahan rasa malu juga.
�Iiih maunya� tersipu mbak Rita sambil menjewer telingaku.
�Aku ambilkan coke dingin aja yah, lainnya abis..� sambungnya lagi.
�Makasih mbak!�
�Iih sekarang kamu udah pintar ngerayu ya?� sahut mbak Rita sambil menarikku masuk ke dalam.
�Mau minum apa Joe?� tanyanya lembut.
�Apa aja deh mbak, maunya sih susunya mbak Rita..heheeh� ujarku menahan rasa malu juga.
�Iiih maunya� tersipu mbak Rita sambil menjewer telingaku.
�Aku ambilkan coke dingin aja yah, lainnya abis..� sambungnya lagi.
�Makasih mbak!�
Selanjutnya setelah ngobrol ngalur ngidul, perlahan
mbak Rita mengeser duduknya hingga merapat denganku. Segera aku menyambar aroma
wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya.
Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan
mendekatkan bibirnya ke bibirku. Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan
lembut telah melumat bibirku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan
semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama
tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai
sebuah sensasi yang indah.
Ia terus melumat bibirku. Lalu tangannya
pelan-pelan membuka baju kaosku. Setelah lepas, ia menarik resleting jeansku.
Begitu pula yang kulakukan dengannya, kutarik dan membuka dasternya. Kemudian
ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya.
Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada
di depan mata. Payudaranya montok penuh, begitu indah dan terlihat kencang
dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu
tampak semakin indah. Payudaranya seolah mengundangku untuk menaklukkannya
dengan hasrat yang paling liar. Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat
terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang. Di balik celana dalam
dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah,
tersembul bukit venus yang menggairahkan. Di tepi renda celana itu, tampak
rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada.
Kulihat mbak Rita juga tersenyum menatap lonjoran
tegang di balik celana dalamku. Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran
itu. Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku
mengelus bukit venusnya. Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan
ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu. Ia kemudian
melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut. Bibirnya yang lembut
serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan. Ia
rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru untuk segera menuju ke puncak
kenikmatan. Berbeda sewaktu ia bercinta karena pengaruh The Click sewaktu di
rumah Professor Suparman yang begitu buas.
Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia
menyelusuri leherku dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leherku sehingga
terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia
tidak ingin meninggalkan bekas. Benar-benar wanita yang berpengalaman dan
hati-hati.
Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan
puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan
geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang
tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam. Sesaat
ia mempermainkannya dari luar. Ia kemudian dengan lembut menarik celana
dalamku. Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang,
seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.
Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku. Maka
aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri
aliran darah menuju ke otakku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian
tak terukur. Mbak Rita terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu
dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang. Caranya mempermainkan
barang kejantananku itu sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh
bagian syaraf yang ada di situ.
Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup,
kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya. Giliran aku yang ingin membuat
dia terbang ke awang awang. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya.
Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku. Di
depanku bediri dengan tegak bukit kembar putih besar yang indah sekaligus
menggairahkan. Mungkin karena masih menyusui si Andi anaknya yang baru berusia
setahun. Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah
kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus. Menambah keindahan buah dadanya. Tapi aku
tidak memulainya dari situ. Aku hanya mengelus putingnya sebentar. Itupun aku
sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya.
Kumulai dari lehernya. Kulit lehernya yang halus
licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat. Ia
mendesah terpatah-patah. Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur.
Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir
pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya
itu. Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang. Setelah
puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya. Dan segera kulahap puting yang
menonjol merah coklat itu. Ia menjerit pelan. Tapi tak kubiarkan jeritannya
berhenti.
Kusedot puting itu dengan lembut. Ya, dengan lembut
karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti mbak Rita.
Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada
satunya. Tapi tak kubiarkan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak
tergarap. Maka tangankulah yang melakukannya. Kulakukan itu berganti-ganti dari
buah dada satu ke buah dadanya yang lain.
Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap
jengkal kulit wanginya. Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari
barang pribadi seorang perempuan. Aroma dari vaginanya. Semakin besarlah gairah
yang mengalir ke otakku. Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran. Cara
mbak Rita membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan
pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang. Maka dari luar celana
dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir
dan kadang-kadang jari-jemariku. Kusedot dengan nikmat bau khas yang keluar
dari sumur yang ada di situ.
Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya
pelan-pelan. Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat. Bukit venus yang indah
itu ditumbuhi rambut yang lebat. Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat.
Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah
mengikuti kontur bukit venus itu. Walaupun aku sudah pernah menikmati apa yang
tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu karena sekarang aku bercinta
dengan penuh kesadaran, tanpa pengaruh The Click.
Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa
menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu. Maka aku segera
menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu. Lidahku segera menyusuri taman
indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya. Mbak Rita
menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang
vaginanya. Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan
gairahku. Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan
patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan.
Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah yang membakarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar