Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu
ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan
tinggi di Yogyakarta. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda
keturunan china berumur 30th bernama bernama Jeany, dia mempunyai 2 orang anak
berumur 5 dan 7 th. Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik
diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’
lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Sampai kadang anak-anaknya
ikutan bercanda lewat telepon.
Suatu saat Jeany akan ada tugas dari kantornya ke
Yogyakarta dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku
bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon
saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam. Hmm
sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan
airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun
kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku. Aku beranikan diri untuk
menyapa, “Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jeany?” dengan senyum
yang manis dia langsung merespons, “Apa kabar Iwan”.
Saya langsung bengong karena melihat tampangnya
yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting
tentunya. Tiba-tiba jeany langsung mencium pipiku.. “Mmmuuaachh jangan pake ibu
segala ya.. Panggil Jeany aja!”. Wah-wah saya langsung rada horny.. He..
he..he.. Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam
kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di perjalanan
tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan.
Saya tanya, “Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak
bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya,
penis saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia
bergumam, “Hmm mantap juga batang kamu ini”. Ukuran penisku tidak terlalu besar
sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jeany, “helm proyek”-nya ini bisa
bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..
Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot
batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak
ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam
tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah
deh kali ini biar Jeany yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati
sedotan bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala
penisku serasa makin besar akhirnya “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di
mulut Jeany, Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan
nggak mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut
saat jeany menyedotnya.
“Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata
Jeany, sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku,
sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,”
Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.” Tiba-tiba Jeany protes melihat aku
hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran
airport Jeany berkata,” Kamu masih utang lho sama aku” hmm aku hanya bisa
senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya. Jeany memelukku erat,
kami seperti pasangan kekasih aja.
Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via
telepon, hubngan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke
Jakarta untuk bertemu Jeany. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah,
sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan. Saat tiba di Jakarta saya
menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami
bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm sudah seperti keluarga aja
nih” pikirku dan Jeany terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.
Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jeany yang berumur 7th meminta saya
untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga
nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game.
Saya dan Dodi (anak sulung Jeany) sudah 2 jam main
playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Jeany
masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati. Kelar main PS dengan
Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi
saya lihat Jeany sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil
nonton TV. Cantik sekali Jeany saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah..
yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya,
dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.
“Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata
begitu dengen senyum manisnya. Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku
lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda.. Hehehehe biarpun sudah
umur 30-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang. “Kita
sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Jeany.
Sewaktu Jeany memasang vCD rada sedikit nungging,
Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku
tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang
sampai turun ke selangkangan.
“Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak
diginiin” Jeany mendesah sambil kakinya gemetaran. Aku gendong saja ke sofa
terus aku ciumin bibrnya, Jeany merespons ciumanku dengan ganasnya, “Jago juga
nih ciumannya”, pikirku. Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya
yang sejak tadi membusung karena menahan nafas, “Oughh ahh.. Terusin sayang,”
desahnya. Tangan jeany mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang
dengan helm yang memerah, “Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis
tangan jeany dengan lembut, dia hanya tersenyum. Sementara mulutku mulai
menjilat-jilat puting jeany yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat
kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku, “Suck my pussy
baby”
Jeany mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang
dari tadi cairannya membasahi dadaku. Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati.
Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku
merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu
Jeany. Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya
sperti menghisap bibirku.
“Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,”
pikirku.
“Oughh sayangghh enak,” gumamnya.
Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya
semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba
dia berteriak histeris.
“Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,”
badan Jeany mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung
dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya. Nafasnya
tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat
vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai
klimaks karena jilatanku).
Aku jilati terus dan aku telan semua cairan
vaginanya, rasanya enak banget!! Sementara nafas Jeany masih tersengal-sengal
aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku
jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat jeany sambil aku
teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Tangan Jeany makin
menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala jeany
menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik
lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.
“Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi
nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya. Aku makin enjoy dengan rasa
vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai
akhirnya dia mulai mengejang-ngejang.. “Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya
terasa perih di belakang leherku. Jeany mencapai klimaks untuk kedua kalinya,
tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi
sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu, lobang vaginanya
memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu
setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya.
BLESS.. “Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jeany
langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Aku mulai memompa vaginanya
secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak
benar vagina Jeany, pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti
vagina Jeany makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak. “Ahh.. Ahh
oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba
cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jeany mencapai
klimaks yang ketiga kalinya, “Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU FUCK ME!!” Aku makin
mempercepat gerakanku.. Jeany makin menggila. “FUCK.. FUCK.. FUCK ME.. Oughh
ahh ahh,” Jeany benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang
tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya. Setalah
Jeany menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum,
“Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata
sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.
“Fuck me from behind,” dia mengarahkan penisku
yang masih menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup. Langsung
aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar,
baru sepuluh kali keluar masuk, Jeany mendesah berat dan vaginanya berdenyut
pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku
tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya. Denyutan vaginanya membuat
aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jeany berkata, “Keluarin di mulutku
sayangku, aku haus spermamu”.
Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar
kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku
cabut penisku, dengan sigapnya jeany meraih batang penisku dan mengocok-ngocok
di dalam mulutnya.
“Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..”
Crott!! Crott.. Crott..
Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai
keluar dari tepi bibir Jeany.
Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup
mengagetkanku”ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat
pembantu Jeany yang bernama Dini sudah telentang sambil mengejang di lantai,
jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak
karuan. Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang
kira-kira masih berumur 15 tahun. Namun badannya lumayan bongsor dan mulus,
buah dadanya terlihat membusung indah sekali. Namanya Dini.
Ternyata Dini sudah memperhatikan permainan kita
sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Jeany memanggilnya, “Sini kamu!” sambil
mukanya memerah Dini berjalan mendekat.
“Kamu ngapain?” tanya Jeany.
“Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya
dengan lugu sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak. Jeany berbisik,
“Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main sama Dini, tuh penis kamu masih
tegak,” sambil menciumku Jeany membisikkan hal yang benar-benar aku inginkan
dan cukup mengejutkan bagiku. Sambil menunjuk ke arah vCD bokep yang sedang
beradegan anal, Jeany berkata kepada Dini, “Kamu mau ngentot seperti di TV itu
ya Dini” Dengan muka makin memerah Dini menjawab dengan perlahan dan gemetaran,
“Eng.. Engga bu, ma’afkan Dini”.
Dengan nada sedikit membentak Jeany memerintah,
“Pokoknya kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Siapa suruh ngelihat
kita ngentot sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”. Sambil perlahan-lahan
mendekat, tangan Dini yang masih terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih
batang penisku, perlahan Dini mulai mengocok-ngocok sambil mengulum penisku..
Hmm enak sekali bibr mungil Dini.
Aku elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya
si Dini, “Kamu sudah pernah ngentot ya?” Dengan senyum malu-malu Dini menjawab,
“Sudah Mas, dulu waktu Dini masih di kampung sama teman-teman”
“Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku
bertanya kembali. Dini hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya. Aku lihat
Jeany sudah terlelap kecapean. Tanpa sadar aku meremas-remas payudara Dini
sambil memelintir putingnya. Dini mendesah menikmati sambil terus berusaha
mengulum penisku.
Dengan lugu Dini berkata, “Mass ahh tolong donk
dimulai, masukin Mass”.
Aku langsung mengangangkan kedua paha Dini dan
Bless ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Dini mendesah
perlahan.. “Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngentot sama orang
dewasa.’
Dini terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas
payudaranya sendiri. Wah.. cukup pengalaman juga nih anak pikirku.
Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti
orang kebanyakan cabe..
“Ssshh ahh enakk Mass eghh.” Tiba-tiba dia
berusaha berdiri sambil mendorong badanku, “Aku mau diatas mass ahh aku mau
keluar” Aku oke-in aja deh aku telentang, Dini berjongkok sambil menggoyangkan
pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya yang ranum
denga puting kecoklatan. Genjotannya semakin keras aku mengimbangi goyangan
pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Dini mendesah tak karuan sambil
rebah di dadaku.
“Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku
mau lagi Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan
menghadap tembok.
“Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dientot
sambil berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang
penisku ke dalam vaginanya.
Dini menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum
sambil berkata, “Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”
Wah.. binal juga nih anak pikirku, dalam hati aku
juga ingin ngentot pantat nih, kebetulan. Pantat Dini memang bagus banget
kenyal dan bulat, aku makin nafsu melihatnya. Dini membimbing penisku masik ke
lobang anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong
penisku keras keras, “Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”
Dini benar-benar sexy, bau badannya yang wangi
rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher
bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan bokongnya
benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Dini
meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak
tadi.
“Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh
oughh enakk!!”
Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru
kali ini aku tahu kalau pantat dientot juga bisa klimaks)
“Ahh Mass keluarin di pantatku, Mass aoughh aku
keluar Mass.. Oughh ahh ahh”
Dini meremas-remas payudaranya sendiri. Aku pompa
pantatnya kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara
tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya.
Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas
payudaranya dan.. “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”
Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala
penisku semakin membesar mau bongkar muatan,
“Oughh Dini pantatmu enakk banget.. Ahh”
Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus
Dini yang masih berdenyut. Lutut Dini bergetar dan dia terkulai lemas di
lantai, penisku juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean.
Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah
menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain
sex dengan dua wanita liar ini. Selama aku tinggal di rumah Jeany, tiap malam
aku ngentot dengannya dan paginya Dini selalu menyediakanku sarapan pagi dan
dia tidak pernah memakai celana dalam, aku sarapan sambil ngentot sama Dini.
Hehehehe. Enakk tenan.
==èooo00O00oooç==